Warung Kongde Menunya Nyeleneh, Tapi Menggoda
Menu yang disajikan oleh Warung 'Kongde' di Alun-alun Contong Surabaya ini serba unik, sampai membuat pengunjung geleng-geleng kepala karena keheranan.
Ada menu yang namanya nasi slulup, nasi darat, nasi laut kemudian krengdator dan nasi ngawur. Tak ayal, nama-nama tersebut bikin penasaran banyak orang.
Meskipun nama menunya nyeleneh dan tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia, tapi soal rasa jangan ditanya, uenak rek!
Anehnya, pemilk warung Kongde Bu Siti Maisun sendiri mengaku tidak pernah menamakan masakan seperti itu selain nasi madura. Nama yang nyeleneh itu konon muncul dari anaknya, dengan dalih supaya lebih gaul dan lebih disukai kawula muda.
"Dari dulu pelanggan mengenalnya dengan sebutan nasi madura, tidak ada nama lain," kata Bu Maisun.
Seiring dengan berjalannya waktu, warung yang dirintis sejak 30 tahun lalu itu berkembang pesat dan pelanggannya pun bertambah banyak. Menunya kemudian diberi nama menggunakan bahasa gaul.
Karena penasaran, Ngopibareng.id kemudian mencicipi nasi slulup. Ternyata, nasi isinya campuran beberapa lauk, ada udang goreng, paru goreng, babat, cumi hitam, tongkol balado, mie goreng, bakwan jagung, serundeng dan sambal mangga.
Kemudian, yang membedakan nasi madura darat dan nasi madura laut adalah habitat lauk yang disajikan. Kalau nasi darat, seluruh lauk yang habitatnya ada di darat. Daging ayam, daging sapi, tahu, tempe, telur, bebek goreng dan pergedel.
Sedangkan nasi laut, semua lauknya berasal dari laut seperti cumi, ikan tongkol, gurami dan ikan pari. Cara memasaknya ada yang dibakar, digoreng, dipepes, tergantung permintaan pembeli, semua enak dan disukai banyak orang.
Tambah heboh kalau minumnya jeruk panas, keluar dari warung Kongde, keringat pasti gobyos akibat sambal mangga yang pedasnya menyengat.
Menyinggung soal nama warungnya, Maisun mengatakan, nama itu berasal dari pelanggan. yang dikaitkan dengan bentuk fisiknya. Kongde adalah kependekan dari 'bokong gede'.
"Nama itu sempat membuat saya malu, tapi kata anak saya bahwa 'Kongde' adalah bahasa gaul," kata Maisun dengan ekspresi malu-malu, meskipun pada akhirnya tertawa juga.
Maisun mengatakan, nama Kongde ini lahir dari celetukan para pembeli. Para pembeli ini juga kerap bercanda dan menamai sendiri menu makanannya dengan nama yang aneh-aneh.
Langganannya dulu kebanyakan polisi di Polrestabes Surabaya hingga Polda Jatim. Saking hafalnya, mereka sudah tak canggung lagi untuk bercanda terkait nama-nama unik dari menu makanan milik perempuan yang akrab disapa Bu Mai ini.
"Biasanya kan orang-orang makan itu kadang kusruh-kusruh langganan-langganan lama itu. Dulu kan polisi-polisi waktu saya nguleg itu bilang, 'itu bokong apa tong sampah, gitu'. Mulai dari polisi Polrestabes, Polda Jatim. Pak Toni sama Pak Iwan, masih banyak yang langganan, tapi juga banyak yang pensiun," kenang Bu Mai.
Karena sudah lama saling kenal, mereka saya anggap tretan dibik (sudara sendiri)," ujarnya.
Bu Mai tak menghitung berapa banyak porsi yang dia jual dalam sehari. Bu Mai menyebut menghabiskan 75 kilogram beras per hari.
Selain itu, untuk cuminya, menghabiskan hingga 50 kilogram. Di warung ini, cumi hitam merupakan kudapan yang paling laris manis.
"Kalau berasnya itu tiga sak 75 kilogram. Banyak juga porsinya, ndak bisa dihitung. Parunya kadang setiap hari 10 kilo, cuminya 50 kilo, dagingnya 20 kilo," ujarnya sambil melayani pelanggan.
Bahkan, jika datang menjelang pukul 15.00 WIB, sudah dipastikan banyak olahan di sini yang telah habis. Bu Mai mengaku usahanya ini merupakan turun temurun dari kakaknya.
"Saya di sini sekitar 30 tahun, buka dari jam 07.00 WIB sampai jam 15.00 WIB. Kalau sudah jam 15.00 WIB itu nasi ngawur. Karena banyak yang habis, ndak lengkap. Ini usaha dari kakak saya dan saya. Resep turun temurun. Saya asli Madura tapi tinggal di sini," pungkasnya.
Warung Kongde pilihan nasinya komplet. Nasi campur, nasi rawon, nasi sop, nasi gule, nasi kotokan pe, nasi madura, nasi cumci-cumi, nasi krengsengan, nasi penyetan ayam hingga nasi sayur bening. Lokasinya di dekat perkantoran, tepatnya di Jalan Bubutan II Surabaya.