Warung Fastabiq Disiagakan Pemuda Muhammadiyah di Wilayah Bencana
Setelah banjir melanda sejumlah titik di wilayah Jabodetabek, Rabu 1 Januari 2020 Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah langsung memberikan respon cepat kepada para korban terdampak banjir dengan pelayanan Mobil Warung Makan Fastabiq.
“Sejak kemarin malam, kami mengerahkan mobil warung untuk membagikan makan dan beberapa kebutuhan mendasar kepada para warga,” jawab Bendahara Umum PP Pemuda Muhammadiyah Zaidi Basiturrozak di lokasi bencana di Cipinang Muara Jakarta Timur, Kamis 2 Januari 2010.
Zaidi menjelaskan, mobil Fastabiq rencananya akan berpindah malam ini ke titik lain setelah dapur umum oleh pemerintah, TNI dan organisasi lain telah disediakan. Apalagi, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah menurutnya juga telah bekerja dengan baik.
“Untuk makanan, relatif aman. Warga saat ini lebih membutuhkan kebutuhan yang bersifat spesifik dan personal seperti alat mandi, makanan bayi, popok bayi, pembalut dan obat-obatan,” imbuh Zaidi.
Muhammadiyah mengerahkan kekuatan penuh untuk terjun dalam bencana banjir melalui sejumlah komponennya seperti Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) wilayah DKI, MDMC, hingga Lazismu.
Sementara itu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah mewanti-wanti adanya peristiwa bencana tahun 2019 menjadi pembelajaran sehingga pada tahun 2020 menjadi lebih baik lagi dan sudah siapsiaga.
Pesan itu disampaikan Budi Setiawan, Ketua MDMC PP Muhammadiyah dalam Kajian Refleksi Akhir Tahun 2019 di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta pada Selasa (31/12/2019) malam.
Lewat kajian yang diberi judul ‘Jadikan Pembelajaran Bencana 2019 menuju Kesiapsiagaan 2020’ itu Budi menyampaikan pentingnya persepsi mengenai bencana. Karena persepsi ini sangat menentukan respon tindakan yang dilakukan.
“Cara pandang terhadap bencana yang keliru akan berakibat respon terhadap yang dilakukan juga keliru, sehingga menimbulkan bencana ganda. Untuk itu, saat terjadi bencana jangan kemudian dikaitkan dengan kemaksiatan, “papar Budi.
Sisi lain adanya bencana dikatakan Budi harus dipahami karena adanya ulah perilaku manusia yang salah dalam kehidupannya.
“Padahal manusia sudah ditekankan menjadi Khalifahtullah Fill Ardh, artinya sudah sanggup menjaga dan melindungi bumi dari kerusakan, bukan malah membuat kerusakan,” katanya.
Bencana dalam bahasa Al-Qur’an dijelaskan Budi sebagai a-sha-ba (musibah) adalah sesuatu yang menimpa kita (bersifat netral). Jadi musibah ini bisa positif bisa negatif, misalnya adanya hujan kalau dikelola dengan baik akan menjadikan sesuatu yang baik. Sebaliknya, jika tidak mepersiapkan dengan baik adanya got-got yang mampet maka menjadikan kurang baik.
Sepanjang tahun 2019 Budi memaparkan ada berbagai bencana yang terjadi di Indonesia dari 3786 peristiwa yaitu 1.339 kali bencana puting beliung, 746 kebakaran, 757 kali banjir, 702 kali longsor, 123 kali kekeringan, 29 kali gempa bumi, 18 kali gelombang pasang (abrasi) dan 7 kali gunung api.
Dari peristiwa itu telah menewaskan 478 orang dan 109 orang hilang, ribuan luka-luka, lebih dari 43 juta warga mengungsi akibat rumahnya rusak. Dan kerugian mencapai 6,7 Triliun.
“Ditahun 2020, mari mempersiapkan agar siapsiaga dan tangguh menghadapi bencana sebagaimana yang sudah di perhitungankan oleh para ahli pada tahun 2020 mengenai potensi bencana geologi dan vulkanologi,” papar Budi.
Pengajaran kesiapsiagaan bencana juga sudah dimulai oleh MDMC yang sudah bekerjasama dengan pihak sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah, selain itu, kata Budi MDMC juga bekerjasama dengan Ortom-ortom Muhammadiyah, Majelis dan Lembaga serta komponen di Muhammadiyah untuk menjadikan siapsiaga dalam kebencanaan.
Advertisement