Waroeng Djoglo, Menemukan Swiss di pinggir jalan Wonosobo
Banyak ragam mencari warung makan enak saat berwisata. Tapi, kalau mau gampng, ada satu cara. Ikuti saja jejak almarhum Pak Bondan Winarno.
Pasti dijamin enak. Pasalnya, timnya sudah riset duluan. Memastikan, layak untuk disinggahi salah satu sang maestro kuliner ini.
Dan saya membuktikan hal itu. Selasa, 11 Juni lalu, saya melawat ke Taman Wisata Posong di Temanggung. Berburu matahari terbit di kaki Gunung Sindoro.
Sebelum naik ke Posong, saya mampir ke Warung Djoglo. Untuk santap siang. Lokasinya, di Km 15 jalan poros Wonosobo ke Parakan. Sekira tiga kilo meter, sebelum saya berbelok ke arah Posong.
Siang itu, saya memilih ikan gurame bakar. Lalu ada cah kangkung. Ayam goreng untuk anak-anak. Tentu saja, beragam camilan.
Saya menemukannya, dari Youtube. Liputan Pak Bondan yang mampir ke warung ini. Beberapa tahun lalu.
Bagi saya, gurame bakarnya juara. “Enak banget,” kata istri saya yang mengamini penilaian ini. Bumbunya pas, ukurannya pas. Ikannya juga segar. Komplit rasanya.
Untuk minum, saya memilih teh uwuh dan jage hangat. Pasangan yang pas, untuk suasana dingin pegunungan. Anak-anak saya cepat sekali tandas. Bahkan tambah.
Saya memilih duduk di teras belakang. Tepat di meja, di mana Pak Bondan dulu makan. Karena di sini ada rahasia lainnya.
Pasalnya, pemandangan dari teras ini juara. Bagaimana tidak, sambil menikmati kelezatan makanannya, kita disuguhi indahnya Gunung Sumbing. Ini benar-benar menakjubkan.
Menjelang maghrib, kabut perlahan luruh. Merambat menutup lereng. Oh ya, saat pekat membekap, dan kabut menghikang, keindahan lainnya muncul.
Kerlap-kerlip lampu rumah. Kadang, lampu motor yang berjalan menambah indah. Ini benar-benar sempurna.
Tak sengaja, saya bertemu dengan pemiliknya, Pak Wahyu Budiarto. Sore itu, dia pas mampir. Ngomong-ngomong masalah teras itu, Pak Budi, panggilan akrabnya punya cerita unik.
Dulu, sebelum menikmati makanan, Pak Bondan terdiam lama memandang Gunung Sumbing itu. “Kata Pak Bondan, mirip di Swiss,” tambah Pak Budi. Jadi, suasana manca dengan citra rasa lokal.
Memang, perpaduan nan sempurna. Tak heran, warung ini jadi rujukan banyak orang. Termasuk para pesohor tentu saja.
Foto-foto pejabat penting juga artis terpampang. Dari Slank, Gubernur Ganjar Pranowo, sampai mantan Menteri Purnomo Yusgiantoro.
Oh ya, cemilan gorengan panasnya oke punya. Kami menikmati tempe mendoan, tahu krispi, tahu bakso, dan pisang goreng. “Tepungnya dan kriuknya pas,” kata istri saya.
Pak Budi sendiri, kini sudah mengelola enam Waroeng Djoglo. Yang terbaru, dia buka di Karanganyar. Memang, nuansa Jawa dan Joglo jadi tambahan ciri khas warung ini.
Jadi, kalau melawat ke Kota Temanggung atau Kota Wonosobo, jangan lupa singgah ke Waroeng Djoglo. Untuk menemukan rasa Swiss di pinggir jalan Wonosobo. (Ajar Edi)