Warna Warni Jajanan Pasar dan Resep yang Melegenda
Siapa yang tak kenal dengan deretan jajanan pasar berwarna warni yang biasa dijual di pasar tradisional. Sebut saja kue putu, klepon, gethuk, serabi, lumpia semarang, dan lainnya. Kue bercita rasa manis dan gurih ini cocok untuk menemani ngopi atau minum teh hangat, dan acara-acara khusus.
Selain rasanya yang enak, bentuknya yang unik membuat banyak orang selalu tertarik. Ditambah lagi harganya juga pas di kantong. Jajanan pasar tergolong menyehatkan. Dibuat oleh industri rumahan, sebagian besar jajanan pasar dibuat menggunakan bahan-bahan alami.
Bahan dan cara tradisional yang digunakan saat pengolahannya membuat jajanan pasar bebas dari penggunaan bahan kimia. Hal ini membuatnya relatif aman dikonsumsi, sehat, dan juga bergizi. Jarang sekali jajan pasar yang menggunakan pengawet sehingga rasa jajan akan berubah tak sedap atau basi ketika malam hari.
Sejarah Jajanan Pasar dan Resepnya
1. Kue Putu
Secara etimologi, istilah "Putu" diambil dari Bahasa Indonesia yang berasal dari kata serapan bahasa Jawa "Puthon" yang memiliki arti bundar atau lingkaran yang merujuk pada bentuk buluh bambu ketika digunakan dalam proses pembuatan kue putu bambu. Kue putu menjadi salah satu jajanan pasar yang saat ini masih dikenal, yakni sebuah kue dengan isian parutan kelapa, dan tepung beras dengan butiran kasar.
Umumnya, kue putu dihidangkan dalam warna putih dan hijau, sedangkan dalam varian Putu Bugis (berasal dari Sulawesi Selatan) biasanya dibuat menggunakan bahan seperti beras ketan hitam tanpa gula sehingga menghasilkan warna kue putu yang gelap atau cenderung hitam, Putu Bugis biasanya dimakan dengan taburan parutan kelapa dan sambal.
A. Cara Membuat Kue Putu
a. Bahan:
1. 400 gram tepung beras
2. 150 gram kelapa parut (pilih kelapa yang tak terlalu tua atau terlalu muda)
3. 150 gram gula merah (sisir halus)
4. Air (secukupnya)
5. Garam (secukupnya, 1 sdt)
6. 1 lembar daun pandan
7. Cetakan bambu (diameternya 3 sampai 5 cm)
8. Daun pisang (secukupnya)
b. Cara mengolah:
1. Didihkan air di dalam panci. Masukkan garam dan daun pandan lalu aduk sebentar. Aduk-aduk hingga garam larut dan aroma daun pandan wangi. Rebus hingga airnya hangat lalu matikan api.
2. Siapkan wadah lain untuk mengaduk adonan. Tuang tepung beras di dalamnya. Tuang sedikit demi sedikit air yang telah dihangatkan sebelumnya. Sambil menuang air, aduk adonan hingga tepung membentuk butiran-butiran halus.
3. Jika adonan sudah jadi butiran halus, masukkan adonan ke dalam cetakan bambu. Masukkan hingga cetakan terisi setengahnya. Selanjutnya, masukkan pula gula merah yang telah disisir halus. Tutup atasnya dengan sedikit adonan lagi.
4. Selanjutnya, siapkan dandang untuk mengukus kue putu. Kukus selama 10 menit. Sambil menunggu kue putu matang, siapkan loyang atau piring yang telah dilapisi dengan daun pisang.
5. Angkat kue putu yang telah matang lalu sajikan. Jangan lupa untuk menaburi kue putu dengan parutan kelapa.
2. Onde-onde
Sejarah jajanan onde-onde dimulai dari Tiongkok ketika zaman Dinasti Tang dari daerah Changan (sekarang menjadi Xian) yang dahulu disebut Ludei, kemudian makanan tersebut dibawa oleh pendatang menuju daerah selatan Tiongkok dan akhirnya berkembang luas hingga daerah-daerah Asia Timur dan Asia Tenggara.
Keberadaan onde-onde ternyata tak hanya di negara Indonesia tetapi juga luar negeri seperti Malaysia, Vietnam, dan Tiongkok dengan berbagai macam cita rasa khas dari negara masing-masing. Jajan onde-onde sendiri dibuat dari tepung terigu atau tepung ketan yang digoreng ataupun dengan direbus, kemudian akan dibaluri biji wijen, dan di dalamnya diisi dengan bubuk kacang hijau maupun kacang merah.
A. Cara Membuat Onde-onde
a. Bahan kulit:
1. 250 gr tepung ketan
2. 35 gr tepung beras
3. 75 gr gula pasir
4. 125 gr kentang kukus, haluskan
5. 1 sdt garam
6. 200 ml air
7. wijen secukupnya
b. Bahan isi:
1. 100 gr kacang hijau, rendam 1 jam buang kulitnya
2. 50 ml santan kental
3. 50 ml air
4. 60 gr gula pasir
5. 1 lembar daun pandan
6. 1/4 sdt garam
7. 1/2 sdt bubuk vanili
b. Cara mengolah
1. Buat bahan isi, kukus kacang hijau hingga lunak, angka, dan blender bersama air santan.
2. Tambahkan gula pasir, garam dan daun pandan, masak hingga kalis.
3. Dinginkan bagi dan bulatkan masing-masing 15 gr, sisihkan.
4. Buat kulit onde, campurkan semua bahan jadi satu hingga kalis.
5. Lalu timbang bahan kulit per biji 30 gr dan isi 15 gr.
6. Sewaktu mengisi basahi tangan agar adonan mulus tidak pecah.
7. Kemudian celupkan ke air, lalu celup ke biji wijen. Goreng hingga kecokelatan dengan api kecil sekali.
3. Serabi (Surabi)
Nama jajan serabi berasal dari kata bahasa Jawa yang merujuk pada kata "Rabi" (menikah). Hal tersebut merujuk dari waktu pembuatannya yang cepat, maka orang Jawa menyebutnya "serabi" seperti dalam proses sekali kawin. Lain cerita di Jawa Barat, serabi disajikan dengan isian oncom dan asinan lainnya, hingga menghasilkan cita rasa yang khas lidah Sunda.
Serabi umumnya disajikan dengan isian gula atau manisan lainnya, biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak dengan menggunakan tungku sehingga rasanya lebih otentik dan juga kental akan budaya tradisional.
A. Cara Membuat Serabi
a. Bahan:
1. 300 gr terigu serbaguna
2. 300 gr tepung beras
3. 1/4 kelapa muda parut (bukan kelapa muda yang buat es ya, tapi kelapa muda parut)
4. 800 ml santan sedang
5. 1 sdt garam
6. 1 sdm gula pasir
7. 1 sdt ragi instan
b. Cara mengolah:
1. Masak santan terlebih dulu sampai mendidih. Aduk terus agar santan tidak pecah. Santan direbus terlebih dulu sampai mendidih berguna agar serabi tidak lekas basi. Biarkan hangat, sisihkan.
2. Kukus dulu kelapa muda parut. Fungsi dari pengukusan ini juga agar serabi tidak lekas basi. Sisihkan.
3. Campur santan yang sudah hangat suhunya dengan gula pasir dan ragi instan. Biarkan sampai muncul buih.
4. Campur santan dengan tepung beras dan tepung terigu ke dalam santan. Aduk rata.
5. Masukkan kelapa muda parut.
6. Masukkan garam. Aduk rata.
Diamkan adonan selama 15 menit.
6. Masak dengan tungku serabi yang sudah dipanaskan, masak hingga matang.
7. Kecilkan api, tunggu sampai muncul gelembung di permukaan serabi kemudian tutup tungku. Masak hingga matang.
4. Klepon atau Kelepon
Keberadaan jajan klepon ternyata sudah disinggung dalam serat Chentini yang sudah ditulis pada awal abad ke-19, bahwa klepon bagian dari hidangan yang dipakai untuk suguhan jamuan makan atau digunakan sebagai acara ritual seperti selamatan atau pesta perayaan, dan sudah dikonsumsi oleh masyarakat Jawa kuno sejak dahulu.
Klepon terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk seperti bola-bola kecil dan di dalamnya diisi dengan gula merah kemudian direbus hingga matang, setelah itu akan dihidangkan dengan baluran kelapa parut. Orang Sumatera, Sulawesi, dan di Malaysia disebut juga dengan "onde-onde".
A. Cara Membuat Klepon
a. Bahan:
1. 50 gram tepung beras
2. 250 gram tepung ketan
3. garam secukupnya
4. air pandan (hasil blender beberapa 5. helai daun pandan dan air), secukupnya
6. gula aren, disisir secukupnya
7. kelapa setengah tua secukupnya, kupas, parut, lalu kukus 20 menit
b. Cara mengolah:
1. Campur tepung beras, tepung ketan, garam dan air pandan hingga adonan bisa dibentuk. Jangan sampai terlalu lembek.
2. Bentuk adonan jadi bulat-bulat, beri isian gula aren secukupnya.
3. Rebus air hingga mendidih, masukkan bulatan klepon.
4. Bila klepon sudah mengapung, angkat dan tiriskan.
5. Sajikan dengan parutan kelapa.
5. Getuk (Gethuk)
Sejarah getuk berawal dari zaman penjajahan Jepang. Warga yang miskin memanfaatkan singkong atau ketela pohon dengan cara dihaluskan dan diberi campuran gula. Penganan ini jadi pengganti beras yang mahal.
Pembuatan gethuk diawali dengan mengupas singkong, setelah matang, singkong akan ditumbuk atau dihaluskan dengan cara digiling lalu diberi pemanis gula, sebagai pelengkap biasanya getuk ditaburi dengan parutan kelapa.
A. Cara Membuat Gethuk
a. Bahan:
1. 1 kg singkong
2. 2 tetes pewarna kuning
3. garam secukupnya
4. 3 sdm gula (sesuai selera)
5. kelapa parut sebagai toping
b. Cara mengolah:
1. Kupas singkong, kemudian cuci bersih.
2. Kukuslah singkong hingga matang.
3. Campur semua bahan, kemudian haluskan.
4. Pastikan semua bahan sudah tercampur dengan rata dan halus. Tidak bergerindil. Anda bisa menggunakan alu dan lumpang sebagai media penghalusnya.
5. Bentuk kubus, kemudian potong-potong sesuai selera.
6. Terakhir, berilah kelapa parut di atasnya sebagai toping, dan Getuk siap dinikmati.
6. Lumpia Semarang
Sejarah lumpia dikenal dengan adanya perkawinan kuliner antara Tiongkok dengan Jawa sejak ratusan tahun lamanya. Awalnya datang seorang pedagang dari Provinsi Fu Kien bernama Tjao Thay Yoe ke Semarang pada 1800. Dia membuka usaha makanan khas China yakni sejenis martabak yang diisi dengan rebung dan dicampur dengan daging babi bercita rasa asin yang digulung.
Ternyata dagangan Tjao Thay memiliki pesaing yang juga menjual makanan sejenis, hanya saja martabak dengan isian orak-arik daging ayam cincang, udang, dan telur bercita rasa manis milik seseorang bernama Wasi keturunan Jawa tulen, hingga persaingan sehat itu membuat keduanya menjadi sahabat. Mereka saling bertukar resep hingga keduanya memutuskan untuk menikah. Sejak itu, mereka memadukan kedua makanan tersebut hingga menjadi lumpia khas Tionghoa Jawa. Nama lumpia diambil dari dialek Hokian, "Lun" atau "Lum" yang berarti lunak, dan "pia" artinya kue, pada awalnya lumpian semarang tidak digoreng, sehingga sesuai dengan makna lumpia, kue lunak.
A. Cara Membuat Lumpia Semarang
a. Bahan:
1. 10 lembar kulit lumpia
2. 300 gram rebung, potong bentuk korek api
3. 2 butir telur ayam, kocok lepas
4. ¼ cup udang ebi
5. 150 gram dada ayam, cincang
6. 4 siung bawang merah, cincang
7. 7 siung bawang putih, cincang
8. 2 cm jahe, cincang
9. kecap manis
10. kecap ikan
11. minyak wijen
12. gula merah
13. garam, gula dan lada sebagai perasa
b. Saus:
1. ¼ cup gula merah, iris
2. 1 sdm kecap manis
3. 3 siung bawang putih, cincang
4. 1 buah cabai merah, cincang
5. 2 sdm tepung sagu
6. air
c. Cara mengolah:
- Isian
1. Panaskan minyak, tumis bawang putih, bawang merah dan jahe hingga wangi.
2. Masukkan ayam cincang, masak hingga ayam matang.
3. Tambahkan ebi dan rebung, aduk kembali.
4. Masukkan telur yang telah dikocok, masak hingga telur matang.
5. Tambahkan gula merah, kecap asin, kecap manis lalu aduk hingga rata.
6. Bumbui dengan garam, gula dan lada hingga mencapai rasa yang diinginkan.
7. Tambahkan minyak wijen, matikan api lalu aduk hingga tercampur rata.
- Lumpia
1. Buka kulit lumpia dan berikan isian sesuai selera.
2. Lipat ketat lumpia.
3. Beri perekat dari telur atau tepung terigu yang diberi air.
4. Siapkan minyak untuk menggoreng dan goreng lumpia hingga coklat keemasan.
- Saus
1. Panaskan minyak, masukkan bawang putih, cabai, gula merah, kecap dan air. Masak hingga semua tercampur rata.
Lalu tambahkan air maizena untuk mengentalkan saus, dan sajikan.
7. Kue Cubit
Kue cubit dahulunya berasal dari makanan Belanda yang bernama Poffertjes atau panekuk (pancake) mini, yang terbuat dari ragi dan tepung soba (tepung gandum) dicampur gula bubuk dan mentega.
A. Cara Membuat Kue Cubit
a. Bahan:
1. 150 gram tepung terigu protein sedang
2. 75 gram gula pasir
3. 1 sdt baking powder
4. ¼ sdt vanili bubuk
5. 2 butir telur ayam
6. 250 ml susu cair
7. 2 sdm margarin, lelehkan
8. Margarin secukupnya, untuk olesan 9. Cokelat meses, keju, atau kismis untuk taburan
b. Cara mengolah:
1. Siapkan wadah besar dan bersih, campurkan tepung terigu, gula pasir, baking powder, dan vanili. Aduk hingga rata.
2. Campurkan telur dan susu, aduk hingga rata.
3. Tuang campuran telur ke dalam campuran terigu sedikit demi sedikit. Aduk hingga rata dan tekstur adonan licin.
4. Tambahkan margarin cair dan aduk rata.
5. Diamkan adonan hingga mengembang sekitar 30 menit.
6. Panaskan cetakan kue cubit, olesi dengan margain. Tuang adonan, beri bahan taburan sesuai selera. Panggang hingga matang. Angkat dan lakukan hingga adonan dan bahan pelegkap kue cubit habis. Lalu sajikan dan biarkan sampai dingin.
8. Nagasari
Nagasari merupakan salah satu makanan khas dari daerah Indramayu, Jawa Barat. Kala itu, Indramayu menjadi daerah penghasil beras terbesar di Jawa Barat, sehingga membuat masyarakat berfikir untuk membuat makanan lain yang tak terbuat dari beras. Lalu ditumbuklah beras tersebut sehingga menjadi tepung yang mana menjadi bahan utama dari pembuatan nagasari. Bentuk nagasari khas karena dibungkus daun pisang. Isiannya adonan matang tepung beras, tepung tapioka, gula pasir, santan, dan pisang.
A. Cara Membuat Nagasari
a. Bahan:
1. 100 Gram tepung beras
2. 50 Gram tepung tapioka
3. 65 Gram gula pasir
4. 400 Ml santan kekentalan sedang
5. 3 Lembar daun pandan, sobek-sobek
6. Pisang kepok secukupnya, potong-potong
7. Garam secukupnya
8. Daun pisang untuk membungkus
b. Cara mengolah:
1. Masak santan, gula pasir, garam dan daun pandan, aduk-aduk, masak hingga gula larut, dinginkan.
2. Masukkan tepung beras dan tepung tapioka ke dalam santan, aduk hingga rata.
3. Masak sambil diaduk hingga tidak bergerindil, masak hingga adonan mengental.
4. Siapkan daun pisang, ambil beberapa sendok adonan, letakkan pisang, tutup dengan adonan.
5. Bungkus daun pisang, lakukan sampai habis.
6. Kukus selama 20 menit atau hingga matang.
Advertisement