Warna-Warni ISNC 2018 di Semarang, Masya Allah Ruamenya
Kota Semarang punya ini; International Semarang Night Carnival (ISNC) 2018. Ruamainya Masya Allah, full manusia. Iya, beginilah Semarang kalau sudah punya gawe.
Kota Semarang yang ramai itu berubah jadi panggung catwalk. Itu terjadi Sabtu (5/5) malam. Kegiatan itu adalah bagian dari International Semarang Night Carnival (ISNC) 2018.
Menempuh rute sejauh 2 km, ISNC 2018 membius wisatawan yang datang.
Kemilau malam Kota Semarang semakin sexy. Glamournya kostum, make up, ekspresi dan koreografi, tersaji lengkap di ISNC 2018.
"ISNC 2018 merupakan sebuah sebuah refleksi dari kayanya potensi pariwisata Semarang. Seluruh kekayaan budaya Semarang tersaji lengkap di sini," ujar Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana, yang didampingi Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni.
Parade diawali dengan drumband dari Akpol dan Akmil sekitar pukul 20.00 WIB. Selanjutnya pawai dimulai dengan kostum warna-warni yang disambut penonton yang tumpah ruah sejak sore.
Tema yang diangkat dalam ISNC kali ini adalah Kemilau Semarang 2018. Pagelaran tersebut bertujuan untuk memperlihatkan kepada dunia betapa menariknya Kota Semarang.
Tema ini juga sebagai pengingat warga Semarang. Yaitu untuk mencintai dan merawat kekayaan alam dan budaya yang dimiliki.
"Kostum karnaval tahun ini pakemnya mengambil empat sub tema. Masquerade Gold (Batik Semarangan), Masquerade Silver (Art Deco), Masquerade Red (Kampung Pelangi), dan Masquerade Blue (Pantai). Hal ini menggambarkan betapa kayanya potensi yang dimiliki Semarang," lanjut Pitana.
ISNC tahun ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara. Yaitu Senegal, Korea Selatan, India, dan Taiwan. Kostumnya indah dan beragam. Hal ini semakin mempertegas kekuatannya.
Peserta dari berbagai penjuru Nusantara pun ikut hadir. Semua tampil all out dengan kostum terbaiknya. Mereka berasal dari Kabupaten Keerom (Papua), Kota Manado (Sulawesi Utara), Pemalang, Jepara, Grobogan, Salatiga, dan dua komunitas dari luar kota , yaitu Salatiga Iconic Costume serta Komunitas Pecinta Carnival.
"Wajarlah jika ISNC 2018 keren. Bahkan para peserta lokalnya dibekali ilmu fashion design costume, runway, dance, make up, koreografi dan ekspresi melalui workshop. Sehingga ISNC bisa memberikan atraksi yang berstandar global. Ini yang diperlukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Apalagi destinasi wisata Semarang sangat mumpuni," timpal Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni.
Tidak bisa dipungkiri, destinasi wisata di Kota Semarang memang telah berkembang. Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah, pesona Semarang sangat luar biasa. Mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, hingga wisata buatannya.
Sebut saja Kota Tua, Lawang Sewu, Pagoda Buddhagaya Watugong, Masjid Agung Semarang, Simpang Lima. Belum lagi Pantai Maron, Pantai Marina, atau Pantai Tirang. Belum lagi destinasi digital Pasar Semarangan.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata I Wawan Gunawan, mengatakan, SNC 2018 merupakan penguatan unsur atraksi dalam pengembangan pariwisata Kota Semarang.
Efek domino yang ditimbulkan ISNC pun bisa panjang. Selain mengangkat pariwisata, ISNC bisa membantu mengembangkan potensi kreativitas anak muda di daerah.
“Ini merupakan wadah anak anak muda Semarang yang penuh dengan ide dan kreativitas. Di ISNC anak muda tidak hanya menampilkan desain pakaian yang kreatif, namun juga sebagai penyampai pesan budaya dan sejarah. Dari Semarang untuk dunia," ujar Wawan Gunawan.
Pariwisata Semarang memang sangat potensial untuk dikembangan. Apalagi aksesnya tak perlu diragukan. Semarang merupakan gerbang utama di Jawa Tengah dengan Bandara Internasional Ahmad Yani. Amenitasnya juga paten. Dari mulai homestay, losmen, guest house sampai hotel bintang 5 bertebaran di Kota Semarang.
"Unsur 3A-nya Semarang sangat oke. Atraksi, amenitas dan aksesibilitas di Semarang sudah tidak diragukan lagi. Atraksinya pun sudah mulai mumpuni," kata kata Wawan Gunawan yang juga Dalang Wayang Ajen itu.
Menpar Arief Yahya turut memberikan penilaian. Bagi Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu, ISNC 2018 merupakan salah satu kekayaan parade karnaval di Indonesia.
Karenanya, ISNC diyakini menjadi jembatan antara kesenian tradisional dengan modern. Kreasinya juga bisa lebih diterima di panggung internasional.
"Kalau soal kreasi kostum karnaval, Indonesia memang juara. Dari Jember Carnival, Banyuwangi Ethno Carnival, Malang Carnival, Batik Solo Carnival, nama-namanya sudah mendunia. ISNC sangat keren menambah satu lagi karnaval berlevel global. Semarang keren," ucap Menpar. (*)
Advertisement