Warna-warni di Balai Pemuda
Balai Pemuda penuh warna. Pagar seng yang terbentang dipelataran untuk menutup proyek pembangunan kembali masjid Assakinah, hari Selasa 26 Desember malam dicat warna-warni oleh beberapa orang dari Sanggar Merah Putih.
Awal bulan lalu, mereka juga mengecat pilar-pilar setinggi dua meter yang ada di depan reruntuhan masjid Assakinah dengan warna-warna dasar. Kini 9 pilar warna-warni itu lokasinya berada di dalam pagar seng.
Andre Curud, koordinator pengecatan pagar proyek menjelaskan, tujuan pengecatan untuk menunjukkan bahwa Balai Pemuda adalah oase kesenian di Surabaya. “Meskipun ada proyek, tetapi harus tetap ada unsur keindahan di tempat ini,” katanya.
Menurutnya, pagar seng citranya mengerikan karena terkesan tajam. “Jadi kita beri warna-warni untuk menghilangkan kesan itu. Sebenarnya akan lebih bagus kalau di bawahnya diberi tanaman agar kelihatan lebih segar, seperti kota Surabaya yang banyak tamannya. Tapi karena anggaran hanya cukup untuk beli cat, ya cukup kita cat saja,” tambahnya.
Sementara di dalam pagar, sebuah bego bekerja siang malam untuk menghancurkan reruntuhan masjid Assakinah yang dibongkar Pemkot akhir Oktober lalu. Bekas bangunan sudah tinggal sedikit, dan hari ini Rabu 27 Desember dua pekerja naik ke puncak menara masjid untuk menurunkan kubah kecil yang terbuat dari stainless.
“Kubah ini harus diturunkan, tidak boleh dihancurkan. Jadi terpaksa kami naik untuk melepas dan menurunkan. Setelah diturunkan, baru menara ini dihancurkan,” kata seorang pekerja sambil naik ke puncak penara melalui rigging yang dipasang.
Seperti sudah diberitakan, tanpa melalui sosialisasi dan konsultasi, tanggal 23 Oktober Masjid Assakinah di komplek cagar Budaya dihancurkan. Rencananya, kantor dua organisasi kesenian yang sudah sejak 1970 berada di Balai Pemuda yaitu DKS (Dewan Kesenian Surabaya) dan BMS (Bengkel Muda Surabaya) juga akan dihancurkan. Penghancuran bangunan-bangunan itu dilakukan karena tanahnya akan digunakan untuk membangun gedung baru DPRD.
Penghancuran masjid ini kemudian menuai reaksi yang sebelumnya tidak diperhitungkan oleh Pemkot dan DPRD. Aksi demi aksi dilakukan oleh banyak pihak, dan akhirnya dalam hearing dengan Komisi C DPRD tanggal 20 Desember lalu disepakati antara lain Pemkot akan membangun kembali masjid Asskinah, DKS dan BMS akan dibuatkan sekretariat baru serta gedung baru DPRD akan dibangun di atas bangunan gedung lama. Kesepakatan terakhir, tiga warung yang ada di Balai pemuda sejak 1969 tetap akan diakomodasi. (nis)