Warisan Peradaban Nusantara Dibutuhkan Dunia, Pesan Gus Yahya
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menilai, warisan peradaban Nusantara sangat dibutuhkan negara-negara di dunia. Hal itu menurut dia untuk mewujudkan dunia yang lebih harmonis, dan penuh toleransi.
"Warisan peradaban yang unik di Nusantara yang sangat berharga dan hari ini dunia membutuhkan," katanya dalam Dialog Interaktif Beranda Nusantara, dengan tema 'Moderasi Beragama dalam Harmoni Nusantara' di Auditorium M. Jusuf Ronodipuro, Kantor RRI, Jakarta, Kamis 31 Maret 2022.
Sebab menurut dia, harmoni dan toleransi di Indonesia jauh lebih maju dari negara-negara di dunia.
"Dunia pada umumnya memang belum cukup menginternalisasi nilai-nilai harmoni dan toleransi ini," ujarnya.
Hal itu kata dia, tidak lepas dari tatanan dunia masa lalu diwarnai politik identitas selama ribuan tahun.
"Bahwa di antara identitas yang menjadi persaingan itu adalah agama-agama. Maka kita bisa melihat dulu itu namanya kerajaan pasti punya identitas agama, ada kerajaan Islam, kerajaan Katolik, kerajaan Protestan, Hindu, Budha dan sebagainya. Selalu begitu," jelasnya.
Namun demikian, tambah dia, di Nusantara, tepatnya pada abad 14, ada inisiatif menolak identitas agama bagi kerajaan.
"Yaitu dengan pernyataan Bhinneka Tunggal Ika oleh Majapahit. Itu adalah deklarasi menolak identitas agama untuk kerajaan dan menegakkan kebebasan beragama," jelasnya.
Hal itulah, tambah dia, menjadi warisan peradaban yang unik di Nusantara. Warisan peradaban Nusantara itu ditekankan sangat dibutuhkan oleh dunia saat ini.
"Karena puncak dari persaingan antar identitas itu kan kemudian sampai terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang menimbulkan korban tragedi kemanusiaan yang luar biasa besar," jelasnya.
"Saat itulah kemudian masyarakat internasional membangun konsensus baru untuk menegakkan dunia yang lebih damai, stabil dan lebih aman," tuturnya.