Warga Tumpengan sebelum Lepasliarkan Buaya Sungai Sadar
Buaya muara sepanjang sekitar 2 meter yang ditangkap warga Dusun Turoyono Desa Sukoanyar, Kecamatan Ngoro, Mojokerto dilepaskan kehabitatnya. Pelepasan kembali buaya tersebut sudah diizinkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur.
Hewan pemakan daging itu ditangkap warga pada Rabu 9 Juni 2021 sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah ditangkap buaya disimpan oleh warga dengan pengawasan BBKSDA Jatim di ruang kosong Kantor Desa Sukoanyar selama empat hari.
Warga berencana melepaskan buaya setelah dilakukan sedekah bumi tolak bala pada Minggu 13 Juni 2021.
Pantauan Ngopibareng.id, puluhan warga berkumpul di jalan Desa Sukoanyar, Kecamatan Ngoro. Secara tradisional acara tumpengan tolak bala dimulai dengan doa bersama dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk.
"Ada satu tumpeng hanya untuk syarat saja," kata Kepala Dusun Toroyono Andri Dwi Prasetyo, Minggu 13 Juni 2021.
Setelah doa bersama, nasi tumpeng dimakan bersama oleh warga. Sebagian nasi tumpeng juga dibuang ke sungai saat proses pelepasan buaya. Mereka berharap setelah ritual tumpengan tolak bala ini digelar tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dialami warga.
"Sebagian juga dibuang ke sungai bersama dengan buayanya dan ditaburi bunga," ujar Andri.
Sementara, Kepala Seksi Konservasi Wilayah 3 Surabaya, Dodit Ari Guntoro menjelaskan, buaya muara yang ditangkap warga dilepasliarkan ke habitatnya di Sungai Brantas.
Sebelum dilepasliarkan, BBKSDA Jatim melakukan survei habitat di lokasi release (pelepasliaran) yang sudah ditentukan, yakni di Sungai Brantas tepatnya di Blok Kedungboto, Kecamatan Porong, Sidoarjo.
"Hasil dari penelitian salah satunya di blok Kedungboto. Berdasarkan penilaian kami memang sesuai dengan habitatnya, karena di sana banyak jenis-jenis ikan sekitar 4 sampai 5 jenis ikan. Kemudian dari kedalaman sudah memenuhi, juga ada tempat yang berpasir untuk berjemur," ungkap Dodit.
Pelepasliaran buaya muara ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan montoring untuk memastikan buaya benar-benar kembali ke habitatnya. Selain itu juga dilakukan juga kegiatan edukasi dan penyadaran kepada masyarakat sekitar mengenai nilai penting keberadaan buaya muara dalam ekosistem.
"Kami akan terus pantau dan kita monitoring agar benar-benar kembali ke habitatnya," tegas Dodit.
Sebelumnya, seekor buaya muncul sekitar 100 meter di sebelah timur jembatan Sungai Sadar, Dusun Toyorono, Desa Sukoanyar, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto sejak Minggu 6 Juni 2021. Hewan pemakan daging itu ditangkap lima warga pada Rabu 9 Juni 2021, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, satwa liar tersebut muncul di Sungai Sadar sekitar 1 kilometer di sebelah barat titik kemunculan pertama.
Buaya ditangkap warga dengan alat seadanya. Menggunakan lampu senter dan sarung buaya dapat ditangkap warga. Lampu senter disorotkan tepat di mata buaya muara tersebut dari jarak satu meter sehingga membuat tidak bergerak sama sekali.
Lalu dengan spontanitas yang lain, lima orang bergerak cepat menutupi kepalanya (buaya) dengan menggunakan sarung.
Selang beberapa menit, dengan sigap warga lainnya mendekati tubuh dan ekor buaya tersebut dan mengikat kaki dan mulut dengan seutas tali.