Khofifah Temui Warga Tumpang Pitu Setelah Mogok Makan Seminggu
Setelah mengayuh sepeda onthel sejauh 300 km dari Banyuwangi menuju Surabaya, dan mogok makan selama seminggu di kantor Gubernur Jatim, perjuangan masyarakat Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi untuk bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuai hasil.
Sebanyak delapan masyarakat penolak tambang Gunung Tumpang Pitu, ditemui oleh Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Dalam kedatangan tersebut, mereka ditemani perwakilan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), serta dua orang Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Jumat 28 Februari 2020.
Rombongan itu dipersilakan masuk sekitar pukul 14.00 ke dalam Gedung Grahadi. Tak lama berselang, Khofifah terlihat masuk ke ruang tersebut bersama Wagub Emil Elistianto Dardak, Sekretaris Daerah Provinsi Heru Tjahjono, serta bagian ESDM. Kru media yang berada di ruangan itu diminta untuk keluar. Rapat dinyatakan tertutup untuk media.
"Iya, hari ini warga diundang oleh Bu Khofifah di Grahadi, untuk membicarakan masalah tambang," ungkap Utsman, selaku koordinator aksi.
Hal tersebut memanglah keinginan mereka dari awal menuju Surabaya. Yakni bertemu dengan Khofifah dan melakukan mediasi perihal Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang ia keluarkan untuk PT Bumi Suksesindo dan PT Damai Suksesindo.
Di lain tempat, sebagian masa penolak tambang Tumpang Pitu juga masih melakukan demonstrasi di kantor Gubernur Jatim. Di gedung yang bertempat di depan Monumen Tugu Pahlawan tersebut, peserta aksi dibantu oleh elemen pendukung lainnya.
"Ini sebagian teman-teman menuju ke kantor Gubernur, untuk melanjutkan aksi yang kemarin," katanya.
Mereka mengaku sempat mendapatkan intimidasi dari massa tak dikenal, ketika melakukan aksi pada Kamis, 27 Februari 2020. Peristiwa tersebut terjadi saat mereka berkumpul di kantor LBH Surabaya.
“Iya, kemarin sempet diintimidasi dari orang gak dikenal. Awalnya ngakunya dari warga Banyuwangi, terus ganti bilang dari Pemuda Pancasila," kata Suhara, selaku Pengacara Publik di LBH.