Warga Tosari Gelar Resepsi Yadnya Kasada
Sehari menjelang Upacara Kasodo di Gunung Bromo, warga Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan menggelar Resepsi Yadnya Kasada di halaman Pendopo Agung Panca Manggala Gatra Nagara, Desa Wonokitri, Rabu, 17 Juli 2019 malam.
Resepsi tersebut dihadiri Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Pasuruan Trijono Isdijanto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agung Mariyono, Anggota Forkompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kabupaten Pasuruan, hingga ratusan warga sekitar maupun para pengunjung.
Resepsi tersebut dimeriahkan dengan Kesenian Baleganjur dari Desa Wonokitri serta grup musik Campur Cari Adi Laras dari Desa Ngadiwono.
Selain itu, Dukun Pandita Supayadi juga mengenakan udeng Tengger kepada warga kehormatan, diantaranya Trijono Isdijanto, Camat Tosari Taufiqul Ghoni, dan Kapolsek Tosari Iptu Bambang Tri.
Menurut Supayadi, udeng tersebut adalah lambang kehormatan masyarakat Tengger, sehingga wajib dikenakan tatkala berada di Tosari.
"Kalau Pak Bupati dan jajarannya sudah punya. Warga kehormatan biasanya kepada para pejabat atau tamu dari daerah lain. Kalau sudah jadi warga kehormatan, maka kami ajak untuk selalu menjadikan Tosari sebagai daerah jujukan wisata,” kata Supayadi.
Perayaan serta ritual Yadnya Kasada dari Bahasa Sanskerta yang berarti pengorbanan suci, menurut Supayadi merupakan tradisi dari nenek moyang Suku Tengger, yakni pasangan Joko Seger dan Roro Anteng.
Pengorbanan yang dilakukan Suku Tengger tersebut ditujukan kepada Dewa Kusuma, yang tidak lain adalah anak terakhir dari Joko Seger-Roro Anteng.
Sedangkan Suku Tengger yang ada saat ini, adalah mereka yang berada di sekitar puncak Gunung Bromo yang berada dalam empat wilayah, yakni Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Malang. Sedangkan untuk perayaan Yadnya Kasada untuk Suku Tengger Kabupaten Pasuruan yang warganya berasal dari Kecamatan Tosari, Tutur (Nongkojajar) dan Puspo, dipusatkan di Pendopo Agung Wonokitri, Kecamatan Tosari.
"Resepsi ini adalah wujud ungkapan kebahagiaan sekaligus ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga Bromo masih baik-baik saja dan diberikan keberkahan,” kata Supayadi.
Sementara itu, Agung Mariyono menjelaskan, malam resepsi adalah bagian dari kegiatan warga untuk menyambut upacara Kasodo yang akan dilaksanakan mulai pukul 00.00 WIB hingga keesokan harinya. Hanya saja, untuk tahun ini, resepsi Yadnya Kasada murni hanya menampilkan kesenian tradisional saja.
“Kalau dulu masih ada band reggae, pop dan dangdut. Tapi untuk tahun ini hanya music tradisi saja. Kami akan terus menjadikan kegiatan ini sebagai agenda wajib pada saat menjelang Kasodo. Tujuannya tak lain untuk menarik minat wisatawan yang akan ikut ambil bagian dalam kasodo, maupun yang ingin melihat indahnya matahari terbit dari Penanjakan Tosari," katanya.
Lebih lanjut Agung menegaskan bahwa Yadnya Kasada merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya local. Khususnya dalam rangka menunjang Bromo sebagai andalan wisata Jatim di Tosari Kabupaten Pasuruan.
"Sesuai arahan dari Pak Bupati, kita akan terus meningkatkan sarana dan prasarana maupun infrastruktur di Tosari. Pendopo Wonokitri juga telah direhab dan pengembangan wisata di Tosari. Belum lagi ada event-event bertaraf internasional yang juga kita gelar setiap tahunnya," katanya. (sumber: www.pasuruankab.go.id)