Gelisah Mujiati, Rumahnya Hancur Diguncang Gempa Malang
Bak petir di siang bolong, Mujiati, usia 50 tahun, tak mengira gempa bumi berkekuatan 6,1 skala ritcher (SR) meruntuhkan bangunan rumah seluas 20x10 meter miliknya. Mujiati adalah salah satu warga terdampak gempa bumi di Dusun Majang Tengah, Dampit, Kabupaten Malang.
Rumah yang ditempati oleh Mujiati sejak 1995 tersebut kini sudah rata dengan tanah. Genteng dan batu-bata berserakan. Yang tersisa hanya kamar mandi, ruang salat dan ruang makan. Ketiga tempat tersebut konstruksi bangunannya setidaknya masih utuh.
Ia lantas mengigat, gempa yang membuat rumahnya tak lagi beratap utuh. Saat kejadian sekitar siang hari kata Mujiati, ia tengah duduk-duduk santai bersama dengan anak dan cucunya. Rumah tersebut dihuni oleh Mujiati bersama empat orang. “Waktu kejadian itu siang hari saya duduk dekat pintu. Anak sama cucu saya di dalam. Tiba-tiba gempa, saya sekeluarga langsung keluar. Saat keluar di jalan gempa lagi, terus rumah saya roboh,” ujarnya pada Minggu 11 April 2021.
Gempa itu pun menghancurkan nyaris sebagian besar bangunan rumahnya. Kini, Mujiati harus mengungsi ke rumah tetangganya untuk berteduh sementara. Sedangkan anak dan cucunya menumpang di rumah mertuanya. “Saya sedih sekarang tidak punya apa-apa lagi. Yang bisa diselamatkan hanya beberapa pakaian dan kasur tidur. Sementara satu unit sepeda motor sudah hancur ditimpa runtuhan bangunan,” katanya.
Sehari-hari Mujiati bekerja sebagai buruh tani. Untuk membangun rumahnya kembali rasa-rasanya kata Mujiati, dirinya sudah tidak sanggup lagi. Ia hanya berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah agar rumahnya bisa dibangun kembali. “Saya mengharapkan bantuan dari pemerintah agar rumah saya bisa dibangun kembali,” ujarnya.
Pemerintah Tunggu Hasil Peninjauan
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang ikut meninjau lokasi terdampak gempa di Kabupaten Malang mengatakan untuk renovasi rumah yang hancur akibat gempa, harus menunggu assesment dari lembaga berwenang.
“Ini masih proses inventarisasi dan identifikasi, pendataan sedang berjalan. Saya mengajak Dinas PU Cipta Karya nanti mereka yang menilai, bangunan yang rusak ini masuk kategori ringan, sedang hingga berat,” katanya.
Jika nanti proses assesment sudah selesai ujar Khofifah, dana bantuan bagi warga yang rumahnya terdampak gempa bumi baru bisa digelontorkan. Rencananya dana bantuan tersebut berasal dari anggaran Belanja Tak Terduga (BTT).
“Kami Pemprov Jatim punya BTT, Kabupaten Malang juga punya BTT. Nanti akan kami sinkronkan, apa yang akan disupport pemprov, apa yang disiapkan oleh kabupaten. Ada juga dari BNPB. Nanti bersama-sama akan kami carikan solusinya,” ujarnya.
Untuk diketahui gempa berkekuatan 6,1 skala ritcher (SR) mengguncang Malang Raya. Titik episentrum gempa berada di barat daya Kabupaten Malang. Gempa ini juga dirasakn disejumlah daerah di Jawa Timur salah satunya yaitu Surabaya.