Warga Susah Cari Makan, Alasan Risma Tak Mau PSBB Jilid 4
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengajukan adanya pencabutan masa pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya dan tidak kembali dilanjutkan ke Jilid 4. Alasannya, PSBB tak dilanjut untuk mengurangi dampak ekonomi bagi warga Surabaya. Utamanya yang kemampuan ekonominya menengah ke bawah.
“Mohon kami karena saya khawatirkan karena di beberapa area kondisinya banyak warga yang mengeluh tidak bisa mencari makan. Contohnya tukang bengkel dengan tiga anak dengan istri, apalagi masih sewa rumah masih berat,” ungkap Risma ketika menyampaikan permohonan kepada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin 8 Juni 2020 sore.
Karena itu, dalam upaya lanjutan ia akan menerapkan masa transisi New Normal dengan memperketat pelaksanaan penerapan protokol kesehatan di seluruh sektor.
Ia menjelaskan, dirinya telah mendetailkan penerapan protokol kesehatan sampai tingkat terkecil. Seperti protokol kesehatan di warung kopi, protokol kesehatan di tempat makan dan sebagainya.
Bahkan, saat ini tengah digodok terkait draft Perwali terkait aturan dalam penerapan masa transisi new normal.
“Kami memang membuat draft Perwali yang isinya adalah kami belum tahu nanti keputusannya itu transisi atau tatanan normal baru kami sudah buat draft. Sanksi kami tidak bisa berikan kalau bukan Peraturan Daerah (Perda), sehingga kami atur peraturan detail membuat protokol-protokol kesehatan di tempat terkecil seperti pasar tradisional, mall, perindustrian, di warung kopi, kemudian protokol ini sudah kita buat termasusk minimarket dan toko kelontong,” paparnya.
Dalam penggodokan draft Perwali ini, Risma menyampaikan, draft ini tidak hanya digodok oleh Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) saja, namun juga melibatkan tenaga ahli di berbagai sektor dan pelaku usaha.