Warga Surabaya Bergejala Ringan, Diminta Masuk ke Asrama Haji
Kasus aktif terkonfirmasi positif virus corona atau Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Rujukan dan RS Darurat di Surabaya benar-benar tinggi. Hal ini membuat beberapa RS mengalami overload yang memaksa mereka harus merawat pasien di tempat seadanya.
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menambah satu gedung di Asrama Haji Surabaya dengan kapasitas sekitar 168 bed yang dikhususkan untuk merawat orang tanpa gejala.
"Asrama Haji kami nambah gedung, saya harap OTG tidak usah ke RS tapi di Asrama Haji. Sehingga di RS Rujukan betul-betul merawat pasien yang sangat membutuhkan perawatan ekstra," kata Walikota Surabaya, Eri Cahyadi.
Ia mengatakan, penambahan gedung ini juga dilakukan tak lain karena kapasitas yang ada sebelumnya sudah hampir penuh atau lebih dari 400 pasien OTG. Menurutnya, berdasar data tak sedikit pasien OTG juga gejala ringan yang memburu bed di RS Rujukan karena takut dengan gejala yang akan muncul.
"Karena IGD banyak antre masuk RS gak bisa sehingga OTG dibawa ke Asrama Haji atau pasien yang di RS kondisinya membaik bisa di pindah ke Asrama Haji untuk mengurangi beban RS Rujukan," jelasnya.
Meski ditambah kapasitasnya, ia berharap agar tidak ada pasien yang bertambah. Untuk itu, ia berpesan agar masyarakat harus patuh terhadap protokol kesehatan.
"Kalau yang gak nyaman dengan badannya tolong selamatkan orang tua, anak, istri dengan cara mlebuo nang Asrama Haji. Karena mereka pikir tidak apa-apa kumpul keluarga gak sadar Covid-19 sehingga menulari orang yang kita cintai. Ini jangan sampai terjadi," pungkasnya.