Warga Sipil Dievakuasi dari Mariupol, Fakta Tegang Perang Ukraina
Ketengan di Ukraina masih berlangsung. PBB mengatakan lebih dari 500 warga sipil dari kota Mariupol di bagian tenggara Ukraina yang terkepung telah berhasil keluar dan dievakuasi ke kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina.
Evakuasi pada hari Selasa itu merupakan operasi sukses kedua dalam beberapa hari untuk membawa warga sipil keluar dari Mariupol dan daerah-daerah sekitarnya saat penembakan dan serangan Rusia berlanjut. Demikian dilansir laman dw.com, Senin 9 Mei 2022.
Sementara itu Sergey Kiriyenko, wakil kepala staf di kantor Presiden Rusia Vladimir Putin, mengunjungi kota Mariupol Ukraina yang terkepung, yang hampir seluruhnya diduduki oleh pasukan Rusia.
Pemimpin separatis Donetsk Denis Pushilin mengumumkan kunjungan itu di sebuah postingan Telegram.
Kiriyenko mantan perdana menteri Rusia. Portofolionya saat ini mencakup politik dalam negeri.
Evakuasi Alami Pemboman
Setelah berpekan-pekan mengalami pemboman dan penundaan, evakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariupol akhirnya bisa dilaksanakan, kata kantor presiden Ukraina pada hari Jumat 6 Mei 2022.
Hampir 500 warga sipil telah diselamatkan dalam operasi yang dipimpin PBB, kata Andriy Yermak, yang mengepalai kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy. Dia mengumumkan angka tersebut dalam sebuah postingan di Telegram.
Ia menambahkan bahwa Kyiv akan “melakukan segalanya untuk menyelamatkan semua warga sipil dan militernya” yang terjebak di kota yang rusak parah, yang hampir sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan Rusia.
PBB akan mengirim konvoi baru pada hari Jumat dalam upaya untuk menyelamatkan ratusan lagi warga sipil yang masih terjebak di pabrik baja Azovstal. Meskipun Rusia mengumumkan gencatan senjata tiga hari pada siang hari, pertempuran dilaporkan terus berlanjut di kompleks tersebut.
Sementara itu Kementerian Pertahanan Inggris mengonfirmasi bahwa pasukan Rusia sedang melakukan serangan darat terhadap pabrik baja Azovstal di Mariupol, meskipun ada klaim dari Moskow bahwa mereka hanya berusaha untuk menutup pabrik tersebut.
Dalam pembaruan yang diposting di Twitter, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia banyak mengeluarkan biaya untuk merebut pabrik itu, baik biaya untuk personel, peralatan, maupun amunisi.
Kementerian menambahkan bahwa dorongan untuk menguasai Azovstal kemungkinan merupakan ‘ambisi’ Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menunjukkan “kesuksesan simbolis di Ukraina” terkait dengan peringatan Hari Kemenangan 9 Mei mendatang.
Pada Kamis malam, Pemerintah Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah menyusup dan menembaki situs tersebut. Namun Moskow membantah bahwa pasukannya menyerbu pabrik itu.
Pasukan Ukraina dan ratusan warga sipil masih bersembunyi di pabrik yang telah dibombardir oleh Rusia itu. Sebuah konvoi baru PBB akan mengevakuasi lebih banyak warga sipil dari pabrik yang terkepung pada Jumat malam.
Advertisement