Warga Sidoarjo Perangi Hama Tikus Sawah dengan Cara Tradisional
Hama tikus merupakan ancaman serius bagi para petani di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo. Banyak hasil panen yang gagal karena diserang hama tikus.
Sebagai bentuk perlawanan memerangi hama tikus, Pertamina menggandeng komunitas Owl Pride Of Sidoarjo (Opos) membangun 3 rumah burung hantu (Rubuha) di sawah.
Sebanyak 3 rubuha dibangun di sawah seluas 1 hektare, sebelumnya, di sawah tersebut hanya ada 1 rubuha. Diharapkan, dengan bertambahnya rubuha, hasil panen para petani meningkat.
Supervisor Receiving Storage Pertamina DPPU Juanda Chandra Juliantono mengatakan, untuk pembasmi alami hama tikus itu adalah burung hantu. Pihaknya mencoba mendirikan rumah burung hantu untuk mengendalikan biological control pengendali hayati di daerah persawahan di Sidoarjo.
Menurutnya, Burung hantu jenis Tyto Alba bisa mendengar suara tikus dengan jarak 500 meter. Sementara radius terbangnya 12 kilometer, dengan 4 rumah burung hantu tiga dari Pertamina yang satunya dari komunitas burung sudah mencukupi.
"Kami memberikan program awal mendirikan rumah burung hantu secara permanen sebanyak tiga rumah burung hantu. Apabila program ini sukses, kami akan memberikan bantuan ke tempat lain," ucap Chandra, Minggu, 25 September 2022.
Peresmian rubuha dilakukan dengan cara menyembelih replika tikus raksasa di tengah sawah, sebagai simbol memerangi hama tikus sawah.
Hal serupa juga dikatakan Wawan Haryono selaku Sekretaris Desa Pagerngumbuk, ia mengakui bahwa banyak petani kedelai di dusun ini mengeluh gagal panen, lantaran banyak diganggu hama tikus. Salah satunya hama tikus disaat tanaman kedelai baru membuah.
"Para petani kedelai berupaya memberikan pupuk, nanum ketika kedelai akan membuah tanaman kedelai terlihat rusak, dimakan oleh tikus," kata Wawan di lahan sawah kedelai.
Wawan menjelaskan, awalnya ada salah satu petani yang iseng mendirikan rumah burung hantu dengan bentuk yang sangat sederhana. Ternyata hasilnya panen meningkat dari, dari pengalaman itu akhirnya banyak petani kedelai yang ingin mendirikan rumah burung hantu.
"Mendirikan rumah burung hantu itu awalnya iseng, ternyata hasil panen sangat menyenangkan petani kedelai di dusun ini," jelas Wawan.
Sementara itu, Suwardi, ketua kelompok tani Desa Pagerngumbuk mengaku semenjak adanya rumah burung hantu sangat mengurangi hama tikus di sawah Dusun Bendet. Ia bersama petani yang lain sangat merasakan hasil panennya bertambah dua kali lipat.
"Sebelum mendirikan rumah burung hantu di lahan sawah ini, petani kedelai sering gagal panen. Dengan luas lahan 1 hektar hasil panen kurang dari 1 kwintal. Setelah mendirikan rumah burung hantu dengan luas 1 hektar hasil panen meningkat menjadi 2,5 kwintal," kata Suwardi.
Advertisement