Warga Sidoarjo Manfaatkan Limbah Pabrik jadi Produk Mebel
Limbah pabrik yang tak memiliki nilai ekonomi disulap menjadi produk rumah tangga bernilai jual tinggi. Di tangan warga Dusun Jambe, Desa Banjarkemantren, Kecamatan Buduran, Sidoarjo kaleng bekas kemasan cat dan kemasan obat (duplex) di ubah menjadi meja dan kursi minimalis.
Hasil kreativitas warga yang tergabung dalam sanggar belajar kabut malam itu diberi nama Enzonecraft. Manager oprasional Enzonecraft, Wahyu Eko Yulianto menceritakan, ide bisnis tersebut awalnya muncul karena banyaknya limbah perusahaan di sekitar Desa Banjarkemantren.
“Kemudian warga berinisiatif untuk meningkatkan value dari bahan daur ulang (recycle). Serta memberdayakan keterampilan dan kreativitas warga sekitar sehingga menjadi pemasukan berupa ekonomi kolektif,” ucap Wahyu, Selasa 5 Desember 2023.
Wahyu memulai bisnis tersebut sejak tahun 2020. Ia menggunakan kecanggihan internet untuk mendaur ulang barang bekas agar bernilai jual tinggi sekaligus menjadi solusi mengenai banyaknya pengangguran di desa tersebut.
“Akhirnya kami menginisiasi untuk menciptakan sebuah kerja kolektif dari warga, untuk warga agar mampu mandiri dan berdikari secara kelompok-kelompok kecil. Small is beautiful," imbuhnya kepada Ngopibareng.id.
Kini pekerja Enzonecraft Desa Banjarkemantren berjumlah delapan orang, dengan kemampuan produksi hingga lima set terdiri dari meja dan kursi. Setiap harinya dikerjakan di sanggar belajar masyarakat Lumbung Sekar Pluralisme Komunitas Kabut Malam yang berlokasi di RT 02 RW 02, Desa Banjarkemantren, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. “Kalau meja dan kursi bisa lima set. Satu set berisi dua kursi, satu meja. Kalau kursi saja bijian biasanya sampai 30 buah," jelas Wahyu.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk Enzonecraft ini adalah limbah bekas kemasan kaleng cat dan bekas kemasan obat (duplek) yang didapat dari pengepul barang bekas sekitar desa itu. Spon, kulit sintetis, cat besi, kaca, kaki sofa stenlis, triplek, banner dan stiker.
Wahyu melanjutkan, ada beberapa tahapan untuk membuat meja kursi Enzonecraft. Caranya yang pertama menyiapkan bahan utama yaitu kaleng cat atau bekas tong obat (duplek) sesuai pesanan. Setelah tahap seleksi dan pembersihan bahan, kedua pemasangan spoon di bungkus kulit sintesis (Cci) menggunakan staples tembak.
“Untuk dudukannya, kemudian baru dipasangkan banner atau stiker dengan perekat di permukaan kaleng atau duplek. Yang terakhir finishing dan packing dan siap kirim," kata dia.
Untuk memasarkan produknya, Wahyu menggunakan media sosial seperti Instagram, Whatsapp, Facebook pun lewat Google dengan hastag kursi tong. Maka tak heran produk Enzonecraft mampu menjangkau hingga luar pulau Jawa.
"Alhamdulillah, pembeli tidak hanya orang Sidoarjo aja, sekarang lebih bervariasi. Sudah luar Sidoarjo, sekitar Jawa Timur hingga luar provinsi Jatim, bahkan menjangkau luar Pulau Jawa. Pembelinya perorangan juga perusahaan. omzetnya sekitar Rp 30 juta per bulan,” papar Wahyu.
Dibanderol dengan harga Rp350 ribu per set, terdiri dari 1 meja dan 2 buah kursi. Selain itu juga melayani pembelian dan produksi per buah kursi seharga Rp75 ribu dan meja dengan harga Rp200 ribu.
Warga berharap melalui produksi Enzonecraft ini dapat memberdayakan warga sekitar dalam jangka panjang. Serta turut membuka peluang lapangan kerja dari Desa Banjarkemantren sehingga menyerap tenaga kerja dari warga sekitar.
“Selain itu juga dapat menjadi inspirasi warga lain untuk meningkatkan nilai dari barang bekas menjadi barang kreatif yang mempunyai manfaat beserta harga, selain itu juga ikut merawat lingkungan dengan proses recycle,” tutup Founder Komunitas Kabut Malam itu.