Warga Sidoarjo Gelar Donasi untuk Antar Gus Muhdlor ke Gedung KPK di Jakarta
Ratusan warga Sidoarjo turun jalan menggelar donasi untuk mengantarkan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, ke Gedung KPK di Jakarta, Senin 6 Mei 2024.
Aksi ini digelar sebagai bentuk kekecewaan masyarakat atas sikap Muhdlor yang dua kali mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ratusan massa yang tergabung dalam Java Corruption Watch menggelar aksi di depan Pendopo Delta Wibawa Kabupaten Sidoarjo. Mereka menyampaikan orasi kekecewaan atas kasus yang menimpa Bupati Sidoarjo.
"Jika Muhdlor tidak mampu membeli tiket ke Jakarta, akan kami antar ke sana," ujar salah satu orator saat orasi dalam aksi tersebut.
Selain penggalangan donasi, mereka juga memblokade akses ke Pendopo. Mereka mengklaim bahwa Pendopo itu adalah milik rakyat dan tidak boleh dimasuki koruptor.
Ketua Umum Java Corruption Watch, Sigit Imam Basuki, menegaskan, pihaknya sangat menghormati proses hukum yang berlaku di lembaga antirasuah itu. Ia berharap keadilan berjalan dengan baik. "Kami juga meminta agar KPK melakukan pengembangan," ujar Basuki, Senin 6 Mei 2024.
Ia melanjutkan, pihaknya akan terus melakukan aksi protes turun ke jalan dengan massa yang lebih besar hingga KPK menjemput paksa Muhdlor, bahkan hingga permasalahan tersebut tuntas.
“Kami akan kembali beraksi dengan massa yang lebih besar hingga kasus ini tuntas,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, KPK telah melakukan pemanggilan kepada Mudhlor. Namun, ia sudah dua kali tidak memenuhi panggilan KPK, yakni pada 19 April 2024 dan 3 Mei 2024 dengan alasan sakit dan tanpa alasan yang jelas.
Selain itu, KPK juga mengajukan permintaan untuk mencegah Muhdlor pergi ke luar negeri selama 6 bulan.
Sebelum Bupati Sidoarjo, KPK telah menetapkan dua tersangka atas kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang di BPPD Sidoarjo, yaitu Siska Wati dan Kepala BPPD Sidoarjo Ari Suryono (AS).