Warga Resah, Delapan Kali Pencurian di Tongas dalam Sepekan
Warga Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, mengaku resah dengan aksi pembobolan rumah yang akhir-akhir ini merajalela. Dalam sepekan terakhir, sedikitnya terjadi delapan kali kasus pembobolan rumah di tiga desa di Kecamatan Tongas, yakni di Curahdringu, Dungun dan Bayeman.
Terbaru, rumah Hatta Al Fatah, 65 tahun, warga Desa Dungun dibobol maling, Selasa, 16 Januari 2024 dini hari. Pria lansia itu menceritakan, sekitar pukul 03.00 dini hari WIB, pencuri mencongkel jendela teras depan. Setelah itu pencuri masuk melalui pintu utama.
“Pencuri masuk lewat pintu depan dengan mencongkel jendela. Lalu membuka pintu dari dalam, karena letak jendela berdekatan dengan pintu," kata Hatta di rumahnya, Selasa, 16 Januari 2024 sore.
Pencuri kemudian mengambil sejumlah tas dan dompet yang berada di beberapa kamar. Pelaku lalu keluar rumah dan mengunci pintu depan dari luar.
Hatta menceritakan, saat itu sekitar pukul 03.00 dini hari WIB, bersamaan dengan speaker di masjid mengumandangkan qiro’ah, ia bersiap berangkat ke masjid.
“Saya curiga, ketika menuju teras rumah, lampu depan kok mati. Ternyata maling sudah mengacak-acak tas dan dompet di teras. Saya teriak maling, maling, pelakunya langsung kabur," katanya.
Sudah dua kali rumah Hatta disatroni maling, hanya saja selalu ketahuan. Baru kali ini maling berhasil masuk rumah dan membawa kabur uang jutaan rupiah.
"Uang total enam juta rupiah digondol maling. Yang lima juta uang kas jama'ah pengajian, yang satu juta uang anak saya," katanya.
Sehari sebelumnya, Senin, 15 Januari 2024 dini hari, rumah Novia Dini, 30 tahun, warga Desa Bayeman, juga menjadi korban pembobolan rumah. Pencuri masuk dengan mencongkel jendela samping serta merusak besi teralis jendela.
"Lewat jendela samping. Jendelanya dicongkel, teralis besinya dipotong. Lalu mengambil uang suami yang ada di tas kerjanya," katanya.
Novia mengaku, kehilangan uang tunai Rp1,5 juta dan perhiasan seniai Rp1,5 juta. Selain itu pelaku juga sempat masuk ke kamar korban dan membuka lemari pakaian.
"Saya sempat bangun, kemudian pelaku kabur lewat jendela depan. Saya lalu membangunkan suami,” katanya. Sang suami, Luthfi Hidayat, 38 tahun, berusaha mengejar, tetapi pencuri sudah kabur.
Kasus pencurian dengan modus membobol rumah, kata Luthfi, terjadi hampir setiap malam di Kecamatan Tongas, terutama rumah-rumah warga yang berdekatan dengan jalan raya. Dalam sepekan terakhir, sedikitnya delapan rumah dibobol maling.
“Kalau dalam sebulan terakhir, sudah belasan kali pembobolan rumah terjadi. Warga kini semakin resah karena malingnya belum tertangkap,” kata Luthfi.
Hal senada diungkapan Fifin Naili Rizkiyah, puteri Hatta Al Fatah, warga Desa Dungun. “Tidak hanya rumah saya yang dibodol maling. Sekitar sepekan lalu, rumah di depan saya juga dibobol maling, sepeda motor N-Max dibawa kabur,” katanya.
Masih menurut Fifin, pencurian dengan modus mencongkel jendela rumah ini, juga terjadi di Desa Curahdringu. Pemilik rumah kehilangan sebuah motor matik.
Terkait maraknya aksi pencurian, Kapolsek Tongas, AKP Mugi berharap, warga yang menjadi korban pencurian agar segera melapor kepada polisi. Soalnya, ada sejumlah warga yang enggan melapor padahal laporan itu berguna untuk menangkap pelaku.
"Hasil identifikasi yang kami lakukan, aksi pencurian yang dilakukan akhir-akhir ini, pelaku menyasar rumah yang tak jauh dari jalan utama. Oleh karena itu, selain kami berpatroli setiap hari, masyarakat juga diminta ikut menjaga lingkungannya," kapolsek.