Warga Protes Pembagian Sembako di DKI Tidak Merata
Warga Jakarta terdampak Covid-19 sebagian tidak berbicara lagi soal virus yang menggegerkan penduduk dunia. Topik pembicaraan mereka beralih ke masalah pembagian paket sembako. Kebutuhan pokok kompensasi dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditunggu-tunggu, Sabtu 18 April 2020 mulai dibagikan oleh Pemerintah Provinsi DKI.
Tapi apa yang terjadi, warga malah tidak berterima kasih dengan pembagian paket sembako tersebut tapi malah ribut. Terjadi saling caci antara warga dengan pengurus kampung dan petugas pembagi sembako. Persoalannya, jumlah paket sembako yang diterima per RT melalui RW, tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang membutuhkan. Setiap RT mendapat 60 paket. Sedang warga terdampak Corona yang membutuhkan per RT lebih dari 250 orang.
"Ketimpangan antara jumlah sembako yang diterima oleh RT melalui RW dengan jumlah penduduk yang membutuhkan, jadi pemicu keributan," kata Andreas warga Warakas, Tanjung Priok Jakarta Utara, Minggu, 19 April 2020.
Ia menyebut, tidak ada pembagian sembako warga ribut sedangkan saat ada pembagian sembako warga malah tambah ribut. Kecemburuan sosial terkait dengan bantuan sosial juga terjadi hampir di seluruh wilayah Jakarta.
Salah seorang pengurus RT di wilayah Jakarta Barat, Ninik, mengatakan perbedaan antara jumlah sembako yang diterima dengan jumlah warga yang membutuhkan juga terjadi di RTnya.
"Warga yang kami data sekitar 250 orang, tapi yang dapat 59 orang," katanya.
Warga yang tidak dapat langsung protes dan marah.
Beruntung, ada bantuan paket sembako lain pemberian dari Gereja Katolik Maria Karmel Jakarta Barat yang membagikan sebanyak 168 paket sembako. Paket sembako dari gereja ini berisi 5kg beras, minyak goreng 1 liter, mie instan 10 bungkus dan masker 1 pieces.
Supaya merata, akhirnya diambil jalan tengah. Warga yang sudah menerima sembako dari DKI kemarin, tidak menerima sembako bantuan dari gereja. Sembako dari Gereja Katolik Maria Karmel dibagikan hari ini 19 April 2020.
Namun, jalan tengah yang diambil itu ternyata belum meredakan masalah. Warga masih ada yang menganggap pemberi bantuan adalah lembaga yang berbeda. Makanya, meski ada warga yang sudah mendapat bantuan sembako dari pemerintah, namun masih menuntut jatah pembagian sembako dari gereja.
"Jalan tengah ini akhirnya menjadi kesepakatan. Ngurusi warga kalau tidak sabar kepala bisa pecah" kata Ninik.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menjanjikan 1,3 juta paket sembako untuk warga DKI terdampak Corona. Per paket berisi 5kg beras, dua kaleng sarden, 1 kaleng biskuit, dua sabun mandi dan 2 masker.
Advertisement