Warga Muhammadiyah Harus Bertradisi Mencerdaskan, Kata Haedar
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengungkapkan, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, Muhammadiyah tidak hanya mengubah dalam pikiran.
"Dalam mencerdaskan bangsa, Muhammadiyah bukan hanya mencerdaskan manusianya, tetapi juga budaya, dan sistemnya," ujar Haedar, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Selasa 5 November 2019.
Menurut Haedar, mencerdaskan kehidupan bangsa adalah perintah ajaran Islam. Untuk itu maka harus ada tradisi mencerdaskan, di tubuh warga Muhammadiyah, yang tidak hanya mencerdaskan diri sendiri, namun juga mencerdaskan lingkungan sekitar dan semesta.
Haedar Nashir mengungkapkan hal itu, terkiat resepsi Milad Muhammadiyah ke 107 tahun yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang, belum lama ini, di lapangan Kh Ahmad Dahlan.
Haedar menceritakan, tema Milad Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dipilih sebagai bentuk aktualisasi Muhammadiyah yang sudah hampir dua abad berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa lewat Amal Usaha dalam bidang pendidikan maupun tokoh-tokoh Muhammadiyah yang telah membawa perubahan bagi kehidupan bangsa.
Haedar menambahkan, sudah 107 tahun Muhammadiyah menggerakan peradaban. Untuk menjaga peradaban itu, Haedar meminta kepada warga Muhammadiyah untuk terus menyuburkan iman agar tetap hidup dan dinamis.
"Iman itu dapat bertambah dan berkurang, maka jangan pernah merasa iman kita stabil, dan merasa paling beriman, keimananan bagi warga Muhammadiyah tidak hanya ditunjukkan dengan kata-kata, namun dengan aksi nyata," tutur Haedar.
Dalam acara yang dihadiri Ketua PDM Kabupaten Malang, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ketua DPRD Kabupaten Malang, dan Kapolres Kabupaten Malang, Haedar turut menandatangani prasasti berdirinya masjid KH Ahmad Dahlan.
Milad yang tepatnya jatuh pada tanggal 18 November 2019, pada tingkat Kota Malang telah diawali dengan pergelaran Al Munawwarah Fest yang dihelat pondok pesantren Muhammadiyah Al Munawwarah binaan KH Taufik Kusuma yang juga Ketua FKUB Kota Malang, pada Ahad 3 November 2019.
Taufik Kusuma yang juga Dewan Pembina Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang, menyatakan santri Al Munawwarah menjadi cermin kebhinekaan, karena santri santrinya berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Dari strata pun sangat beragam, dari putra pimpinan daerah, putra perwira TNI, putra pedagang hingga anak yatim, semua kami tampung tanpa membedakan satu dengan yang lainnya,” imbuh Tokoh Agama Kota Malang tersebut.
Sementara itu Abdul Haris Ketua PDM Kota Malang menekankan kembali semangat nilai kejuangan Muhammadiyah yang membawa Islam berkemajuan dan semangat berkebangsaan.
Al Munawwarah Fest sendiri memberikan ruang pamer bagi beragam produk produk UMKM dari jamaah Muhammadiyah. Tercatat tidak kurang dari 24 tenda pamer, dengan masing masing tenda menampilkan 1 – 2 kelompok UMKM.