Warga Minta Pintu Tol Dibuka di Dekat Perbatasan Bojonegoro-Blora
Warga yang tinggal di Kecamatan Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, meminta ada pintu tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban (Ngaroban) di daerahnya. Alasannya, karena Kecamatan Padangan berbatasan dengan Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Alasan lain, di Kecamatan Cepu, Blora, juga terdapat Bandar Udara Abdurrahman Wahid, tepatnya di Desa Ngloram yang jaraknya hanya 13 kilometer dari Kota Cepu dan berjarak sekitar 15 kilometer dari Kecamatan Padangan. Bandar Udara Abdurrahman Wahid tersebut sudah diresmikan awal tahun 2022 dan sudah mulai ada penerbangan untuk beberapa jalur. Dengan demikian, akses tol bisa mempermudah warga jika ingin naik pesawat.
”Kita berharap ada pintu tol di Kecamatan Padangan,” tegas Kusnudin,56, tahun warga Desa Kebunagung, Kecamatan Padangan, Bojonegoro, pada ngopibareng.id, Jumat sore 25-Februari-2022.
Selain itu, lanjutnya, di Kota Cepu juga terdapat stasiun kereta api yang relatif besar. Stasiun jalur utara ini, biasanya sebagai alat transportasi efektif warga Bojonegoro yang tinggal di bagian barat. Seperti di Kecamatan Padangan, Kasiman, Ngraho, Purwosari dan lainnya. Dengan demikian, manfaat pintu tol ini juga bisa merata. Apalagi, lanjutnya, Kecamatan Padangan juga jadi pintu masuk, dari Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, juga Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
”Saya raya tepat jika ada pintu tol di sini,” tandasnya.
Kebetulan dari 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, ada 16 Kecamatan dengan 28 desa, di antaranya dilewati jalan tol Ngaroban panjang 116,7 kilometer ini. Sedangkan 16 kecamatan itu, seperti Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Tambakrejo, Padangan, Purwosari, Ngasem, Gayam, Kalitidu, Dander, Bojonegoro Kota, Sukosewu, Balen, Sumberejo, Baureno dan Kecamatan Kepohbaru.
Sedangkan desa di Kecamatan Padangan, yang akan dilintasi jalan tol yaitu, Desa Kendung, Sonorejo, Ngeper dan Ngradin. Jarak empat desa dengan perbatasan antara Kecamatan Padangan- Kecamatan Cepu, yang dibatasi Sungai Bengawan Solo, tak lebih dari 20 kilometer.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Bojonegoro Sukur Prianto mengusulkan jika dibangun tol setidaknya ada empat pintu yang melintas di kabupaten ini. Karena tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban panjang sekitar 116,7 kilometer ini, sebagian besar melintas di Bojonegoro. “Makanya, paling tidak ada empat pintu tol,” ujarnya pada ngopibareng.id Kamis 24-Februari-2022.
Sukur Prianto mengatakan, dengan empat pintu tol, akan berdampak pada ekonomi masyarakat setempat. Setidaknya membantu UMKM, daerah yang ada keluar masuk kendaraan. "Jadi nanti kita usulkan lewat DPRD,' tandasnya.
Tetapi, lanjut Sukur, yang perlu dicatat bahwa proyek tol ini didanai pusat. Kebetulan dari panjang tol 116,7 kilometer sekitar 70 kilometer lewat Bojonegoro. Jadi, soal kebijakan dan kewenangan termasuk pengaturan dari pusat.
"Sekali lagi, kita lebih mengusulkan," imbuhnya.
Mantan Bupati Bojonegoro Suyoto atau Kang Yoto mengatakan proyeksi jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban itu sudah ada di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur. Bahkan wacananya sudah ada sejak tahun 2005 saat dirinya masih menjadi anggota DPRD Jawa Timur. ”Jadi, itu sudah lama rencana tol,” tandasnya.
Seperti diketahui pembangunan jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban sepanjang 116,7 kilometer di antaranya akan memanfaatkan tanah Solo Valley Werken. Tanah yang sebelumnya berupa sungai (kanal) bisa dimanfaatkan mengingat statusnya adalah tanah negara.
Menurut Sekretaris Daerah Bojonegoro Nurul Azizah jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintah Pusat. Nantinya, jalan tol ini akan mengkoneksi dengan tol Solo-Ngawi-Kertosono. ”Ini proyek strategis nasional,” ujarnya pada Ngopibareng.id Rabu 16 Februari 2022 lalu.
Advertisement