Warga Minang Sesalkan Razia RM Padang Penjual Paket Murah: Bukan Budaya Kami
Razia terhadap rumah makan (RM) Padang penjual paket murah yang dilakukan oleh Perhimpunan Rumah Makan Padang Cirebon (PRMPC) berbuntut panjang. Warga Minang menyesalkan kejadian itu, dan harus minta maaf kepada pengelola RM Padang yang di razia tersebut.
"Orang orang yang memprotes dan merazia RM Padang yang menjual paket murah tersebut tidak mencerminkan budaya orang Minang," tutur Ketua Umum Yayasan Gebu Minang (Gerakan Ekonomi dan Budaya) Minang Jawa Timur, HM Yousri Nur Raja Agam, dalam keterangan Kamis 31 Oktober 2024.
Yousri menyesalkan sikap orang-orang mengaku dari Minang tapi melakukan protes penjualan masakan Padang dengan harga murah. Ia juga menolak sikap yang seolah-olah melarang yang bukan orang Minang menjual masakan Padang. Justru orang Minang harus bangga, masyarakat dunia ikut memasarkan dan menjual segala macam kuliner dari Minang. Soal harga adalah hak penjual.
Sebagai orang Minang, Yousri bangga salah satu masakan khas Padang, yaitu rendang mendapat pengakuan dari Badan Dunia Unesco sebagai masakan asli Indonsia. "Semakin banyak Rumah Makan Padang tentu makin baik, soal harga haknya penjual, untuk menarik pembeli kalau bisa dijual dengan harga murah mengapa harus mahal," ujarnya.
Yousri kemudian membandingkan dengan kuliner khas Yogyakarta seperti gudeg, lalu ada woku dari Manado, konro masakan khas Makasar, dan soto Madura. Toh, tidak ada yang protes meskipun penjual serta juru masaknya orang lain bukan dari daerah tersebut.
"Saya ragu kalau yang protes itu benar-benar warga Minang," ujarnya dengan nada tinggi.
Keluarga Minang di Jakarta juga menyesalkan razia tersebut. Masakan Padang yang melegenda, juru masak dan penjualnya tidak harus orang Padang, sejauh tidak menyimpang dari syariah dan harus dijamin halal. "RM Padang di Jakarta yang jumlahnya ribuan, tidak semua penjual dan juru masaknya orang Padang, pengunjungnya pun tidak semua orang Padang. ini artinya masakan Padang sudah masyarakat," ujar salah seorang tokoh Minang di Jakarta, Syahrial.
Beberapa pengelola RM Padang yang menawarkan harga murah, mengatakan tidak punya niat merendahkan budaya Minang. "Segmen kami masyarakat kampung, masyarakat bawah, kalau saya mematok tarif sama dengan RM Padang Simpang Lima, RM Padang Sederhana di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, tidak ada yang beli," ceplos Udin, penjual nasi padang di Jalan Kemanggisan Hilir, Jakarta Selatan.
Ia termasuk penjual nasi padang dengan harga murah, per paket cuma Rp 13.000. Lauknya beragam. Ada ayam, rendang, cincang lengkap dengan sayur nangka serta daun singkong. Cita rasanya khas masakan Padang. Karena harganya murah ukuran lauknya lebih kecil. "Satu potong ayam bakar seharga Rp25 ribu dipotong jadi empat, tapi tetap untung kok," tuturnya.
Bahkan di daerah Palmerah Jakarta Barat ada RM Padang per paketnya seharga Rp 11.000, menyamai warteg.
Keberatan RM Padang Jual Paket Murah
PRMPC sebelumnya melakukan razia di sejumlah RM Padang di Cirebon yang menjual harga murah. Menu paket hemat Rp 10.000. Hal ini dinilai dapat merusak citra kuliner Padang. PRMPC pun melepas tulisan "Masakan Padang" di tempat makan tersebut.
"Hal ini kami dilakukan untuk menjaga keaslian dan kualitas kuliner masakan Padang. Rumah makan Padang yang menjual menu dengan harga di bawah standar dinilai dapat merendahkan citra kuliner Minangkabau," ujar Ketua PRMPC, Eriyanto, dalam keterangan tertulis yang disebar luaskan melalui media sosial.
RM padang penjual paket murah diminta menjual dengan harga umum.
Advertisement