Warga Medokan Asri Wadul Pembangunan RS Surabaya Timur ke DPRD Surabaya
Pembangunan RSUD Surabaya Timur yang terletak di Jalan Medokan Asri, Rungkut menuai protes dari sejumlah warga di sekitar lokasi pembangunan rumah sakit tersebut. Warga sekitar protes karena saat hujan tiba, selalu muncul genangan air yang menyebabkan pagar rumah warga rusak.
Ketua RW 13, Kelurahan Kali Rungkut, Kecamatan Rungkut, Iswahyudi menjelaskan, saluran air yang sebelumnya ada dan berfungsi menjadi buntu akibat pembangunan RSUD Surabaya Timur tersebut.
“Untuk itu, saluran airnya kami harap agar dikembalikan seperti semula, awalnya sudah ada saluran itu, sekarang ditutup rata ya akibat pembangunan itu (RSUD Surabaya Timur)," ungkapnya, Selasa 12 November 2024.
Selain saluran air yang tersumbat, Iswahyudi mengatakan, pembangunan jalan dan jembatan menjadi lebih tinggi dari rumah warga, yang mengakibatkan genangan ketika hujan. Hal itu terjadi di tiga rumah warga yang berdekatan dengan proyek pembangunan RSUD. “Iya jelas (tergenang), tinggi banget jembatannya dibangun,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Aning Rahmawati menjelaskan, pembangunan RSUD Surabaya ditemukan tidak sesuai dengan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang telah diterima dan disepakati warga.
Salah satu pembangunan yang menyalahi AMDAL adalah jembatan yang tingginya 70 cm dari ketinggian jalan yang mengakibatkan genangan air di sekitar rumah warga.
“Ini ada beberapa pekerjaan dari kontraktor yang tidak sesuai dengan dokumen yang dikerjakan. Sehingga, masyarakat menuntut supaya ada proses penyempurnaan dari pekerjaan pembangunan oleh Pemkot Surabaya," ucapnya.
Politikus PKS ini menerangkan, Pemkot Surabaya akan merespons permintaan warga yang terdampak pembangunan RSUD Surabaya Timur. Namun, beberapa perbaikan yang diajukan warga, mendapat janji rencana pengerjaan di awal 2025 mendatang.
Di antaranya, saluran air yang hilang akibat pembangunan jembatan penghubung Jalam Medokan Asri Tengah dengan Jalan Penjaringan Asri Surabaya. Lalu permasalahan genangan dan perbaikan pagar milik sejumlah warga yang rusak.
“Alhamdulillah disepakati nanti di tahun 2025 sesuai dengan dokumen yang sudah direncanakan akan ada dua jembatan. Karena memang keterbatasan anggaran sehingga 2024 ini hanya terbangun satu,” jelasnya.
Selain berdampak pada properti milik warga, Aning mengungkapkan pembangunan juga menimbulkan kemacetan. Untuk itu, pihaknya bersama Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman serta Pertanahan (DPRKPP), dan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk meninjau AMDAL di pembangunan RSUD tersebut.
“Dalam pekan ini DSDABM, Dinkes, DPRKPP akan berkoordinasi untuk menyelesaikan permasalahan yang belum sesuai dengan dokumen Amdal, lalu dampak kemacetan juga ini kita akan berlanjut dengan mengundang Dinas Perhubungan. Supaya permasalahan lalu lintas di wilayah Rumah Sakit Surabaya Timur yang sudah macet itu bisa teratasi dengan baik. Komisi C Insya Allah akan menyertai," pungkasnya.
Advertisement