Maunya Physical Distancing Malah Jadi Car Free Night
Setelah mengevaluasi penutupan Jalan Darmo sebagai bagian physical distancing, Pemerintah kota Surabaya kemudian menetapkan Jalan Pandegiling sebagai wilayah physical distancing. Penetapan ini berlaku sejak Rabu 22 April 2020 lalu. Dalam pertimbangannya, penetapan Jalan Pandegiling untuk physical distancing karena jalan ini dianggap rawan kerumunan orang.
Namun apa yang terjadi setelah Jalan Pandegiling ditutup? Warga sekitar wilayah ini malah memanfaatkannya sebagai area "car free night". Warga yang memanfaatkan penutupan jalan ini diduga berasal dari warga sekitar Pandegiling dan Keputran Panjunan.
“Sejak penutupan jalan yang tanggal 22 April itu, pukul 19.00 WIB warga sudah standby. Mereka menggunakannya untuk bermain futsal, bergosip hingga anak-anak bermain sepatu roda. Ada beberapa penjual juga, selesainya mereka sekitar pukul 22.00”, kata salah satu warga Alifathur Rochman melalui WhatsApp, beberapa waktu lalu.
Pada tanggal 23 April 2020, dalam pantauan Alifathur warga juga masih melakukan aktivitas untuk car free night.
Lantaran geram dengan ulah warga, Alifathur memposting video kegiatan car free night warga ke Instagram. Dia menandai akun @aslisuroboyo.
“Ini saya lihatnya aneh aja kok lucu gitu, di sini ruame kayak car free day. Agar polisi bertindak dengan mengamankan ini akhirnya saya kirim video ke akun @aslisuroboyo”, ujarnya.
Ketika ditanya alasan mengirimkan video tersebut karena dia memang sengaja minta kepada pihak yang berwenang untuk menertibkan. Pria asli Pandegiling ini beralasan penertiban itu juga untuk menjaga keselamatan warga dari penyebaran Covid-19.
Jika penyakit tersebut tidak segera hilang akan berimbas pada orang banyak. Di mana hal tersebut merugikan.
Namun, sayangnya walaupun video sudah diunggah, kala itu belum ada respon dari polisi setempat. Bahkan wilayah Pandegiling masih dijadikan area car free night hingga 26 April 2020.
Pria berkulit sawo matang ini mengungkapkan memang sempat ada polisi yang berkeliling. Pembubaran warga pun pernah dilakukan, khusunya Sabtu, 25 April 2020 malam. Kendati demikian, belum ada sanksi untuk warga. Warga masih belum kapok untuk tetap melanjutkan aktivitas.
“Setahu saya sampai sekarang belum ada sanksi. Obrakan semat ada pada Sabtu 25 April 2020 malam. Sebelumnya malah nggak ada tindakan apa-apa. Namun, setelah obrakan dan polisinya pergi, warga tetap kembali melanjutkan aktivitas” tutupnya.
Advertisement