Warga Lamongan Panik, Minyak Goreng Mulai Menghilang
Warga Lamongan mulai panik dengan keberadaan minyak goreng. Menyusul pemerintah mencabut subsidi harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter.
Tidak hanya harga melambung hingga hampir 100 persen, yakni, Rp50 ribu. Keberadaannya juga mulai menghilang dari pasaran. Baik di toko swalayan maupun di pasar tradisional.
"Padahal, sebentar lagi sudah Ramadan. Kalau harga terus naik dan minyak goreng menghilang dari pasaran, kita nanti jualan apa," kata Ny Kan, penjual gorengan di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Lamongan, Kamis, 17 Maret 2022.
Sudah tradisi, ketika bulan Ramadan di Lamongan banyak bermunculan pedagang kaki lima (PKL) di Lamongan. Ini juga terjadi hingga kecamatan dan desa. Biasanya, mereka berdagang pada sore hari.
Memang, di sejumlah toko swalayan dalam kota stok minyak goreng sedang kosong. Sekali ada penjualan, tidak lebih satu sudah ludes.
"Karena pengiriman minyak goreng yang kita terima juga terbatas. Begitu datang langsung kita jual. Tapi, sudah dua hari ini tidak ada kiriman. Soal harga tetap Rp 48 ribu per dua liter," kata penjual di salah satu toko swalayan di Jalan Basuki Rahmat, kepada Ngopibareng.id.
Keberadaan minyak goreng juga tidak bisa didapati di pasar tradisional. Pedagang di Pasar Rakyat Sukomulyo, Pasar Sidoharjo dan Pasar Sore Lamongan Indah, Kecamatan Lamongan mengaku tidak mendapatkan pasokan hampir dua minggu ini. Baik minyak goreng curah maupun kemasan.
"Tidak dikirim. Kasihan pelanggan kami tanya terus. Tidak peduli sudah pulang di rumah, banyak yang telpon kalau sudah ada suruh ngabari. Tapi, sampai sekarang juga tidak ada kiriman," ujar Rukin.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, M. Zamroni tidak mengelak kalau sejumlah pedagang di beberapa pasar tradisional masih banyak belum menjual minyak goreng.
Alasannya, karena mereka mengaku tidak mendapatkan pasokan. Atau mungkin belum berani jual karena masih melihat harga yang dirasa belum stabil.
"Secara pasti kami juga belum mengetahui stok di pasaran setelah pencabutan kebijakan HET. Informasinya suplai distributor juga belum jelas," katanya.
Ihwal operasipasar, Zamroni tetap menunggu perkembangan suplai distributor minyak goreng ke Lamongan.
"Kami akan memantau terus perkembangannya. Soal operasi pasar, tetap lihat kondisi, " tandasnya.