Warga Korban Banjir di Banyuwangi Minta Bantuan Pemerintah
Ratusan rumah di Kota Banyuwangi terendam banjir pada Senin, 28 November 2022. Dua diantaranya ambruk pada bagian tembok.
Salah satu pemilik rumah yang temboknya ambruk, Ratnawati, 42 tahun, warga Lingkungan Krajan, Kelurahan Kepatihan, Banyuwangi, mengaku seluruh barang rumah tangga miliknya hanyut terbawa banjir. Dia memilih menyelamatkan diri saat banjir menerjang.
“Air mulai masuk ke rumah sekitar pukul 14.00 WIB. Air semakin tinggi,” jelasnya, Selasa, 29 November 2022.
Perempuan yang tinggal berdua dengan putrinya ini mengaku mulai resah saat air terus meninggi. Dia bersama anaknya dan tetangganya segera mengungsi saat air sudah setinggi dada orang dewasa.
Saat itu dirinya sudah tidak sempat lagi menyelamatkan barang-barang berharga miliknya. Apalagi hujan yang turun dengan deras belum juga mereda. “Waktu itu yang penting nyawa kami selamat,” jelasnya.
Sekitar pukul 18.00 WIB, menurutnya hujan mulai reda. Saat itu dia mendapatkan kabar air mulai berangsur surut. Sekitar pukul 19.00 WIB, dia bersama putrinya kembali ke rumah untuk mengecek kondisi rumahnya.
Dia kaget bukan kepalang, tembok rumahnya sudah ambruk. Semua barang-barang yang ada di dalam rumahnya raib terbawa banjir. Mulai perabotan rumah, pakaian, peralatan dapur dan barang elektronik semuanya hilang.
“TV ketemu di belakang rumah. Pakaian tinggal yang saya pakai ini saja,” ungkapnya sambil duduk di dalam rumah tetangganya.
Dia menyebut, kawasan tempat tinggalnya memang sudah langganan banjir. Setiap kali hujan lebat air selalu meluap. Namun ketinggiannya hanya sebatas lutut orang dewasa. Banjir kali ini menurutnya sangat besar.
“Sebulan yang lalu sempat banjir juga, tapi tidak setinggi ini airnya,” katanya.
Hingga saat ini, Ratnawati dan tetangganya mengaku masih belum mendapatkan bantuan apapun. Warga hanya mendapatkan pasokan makan saja. Dia menyebut, untuk bantuan makanan sejak tadi malam sudah banyak yang mengirimkan.
Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai buruh ini berharap ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumahnya. Dia mengaku sama sekali tidak memiliki biaya untuk perbaikan rumahnya.
“Kalau bisa kami diberikan bantuan untuk perbaikan rumah, kalau mau memperbaiki sendiri saya tidak punya biaya,” katanya.