Warga Rungkut Kidul Keluhkan 'Hujan Abu' ke DPRD Surabaya
Sudah sekitar enam bulan lamanya, warga Rungkut Kidul, Surabaya terganggu dengan 'hujan abu'. 'Hujan abu' ini bukan berasal dari erupsi gunung berapi, tapi diduga dari berasal dari limbah pabrik yang berada di kawasan industri SIER, Surabaya.
''Ini merepotkan warga. Semuanya menjadi kotor. Mulai masjid, musala, rumah warga, kotor semua. Mosok podo ditutupi sih motone wong Suroboyo (masak pada menutup mata sih orang-orang di Surabaya), heran aku,'' gerutu salah satu warga yang terdampak.
Kesal dengan kondisi itu, salah satu warga Rungkut Kidul, Slamet Riyadi mengadukan masalah ini ke Komisi A DPRD Surabaya. Dia bersama dengan warga lainnya, mengaku sudah enam bulan terganggu dengan 'hujan debu' ini.
Slamet Riyadi sebenarnya juga sudah mengadukan masalah ini ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya. Atas pengaduanya tersebut, DLH Kota Surabaya menyatakan sedang mengawasi PT Naga Sakti Makmur yang terletak kawasan industri SIER. Perusahaan ini yang diduga menjadi sumber debu yang dikeluhkan warga.
Tapi kemudian muncul dugaan lain lagi. Serbuk hitam yang mengganggu warga itu diduga berasal dari PT Filma, perusahan yang masuk dalam Sinar Mas Group. Namun, itu semua baru sebatas dugaan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya belum bisa memastikan dari mana sumber debu tersebut. Karena belum ada kepastian sumbernya darimana, belum ada tindakan juga dari Dinas Lingkungan Hidup.
Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Arif Fathoni yang menerima keluhan warga ini mendesak DLH Kota Surabaya segera melakukan pengecekan. Karena limbah yang diduga bersumber dari pabrik di kawasan SIER tersebut dari diduga abu batubara.
''Tentu ini mengkhawatirkan, karena dimasa pandemik begini sesak napas tentu menjadi ketakutan semua orang,'' kata Toni, Selasa 9 Februari 2021.
Toni juga meminta manajemen PT. SIER untuk melakukan pengawasan berkala agar industrialisasi di kawasan SIER tetap ramah lingkungan.
Jika sudah ketemu sumbernya, Toni juga menuntut pabrik yang menyebabkan limbah tersebut meminta maaf kepada warga Rungkut. Selain itu harus memberikan kompensasi kepada warga Rungkut dan sekitarnya baik dengan pemeriksaan gratis maupun penggantian karpet rumah maupun musala yang terkena langsung dampak dari limbah debu tersebut
''Jika hal-hal tersebut tidak dilakukan oleh manajemen pabrik yang menyebabkan hujan limbah debu, saya berharap Satpol PP Kota Surabaya untuk menutup sementara operasional pabrik hingga ada komitmen limbah yang dihasilkan ramah lingkungan,'' tegas Toni.