Warga Kediri Demo Tolak Rapid Test Massal
Sejumlah warga Desa Kedak Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri menggelar aksi unjuk rasa di Jembatan Gunting timur Balai Desa Kedak. Mereka menolak untuk dilakukan rapid test.
Sekitar 85 Kepala Keluarga (KK) ini membawa poster bertuliskan antara lain "Insyaallah Wong Kedak Sehat Loor" dan "Menolak Keras Rapid Tes". Selain itu, mereka juga meminta portal dibuka, karena dianggap di daerahnya tidak ada virus corona.
Kapolres Kediri Kota didampingi Kapolsek Semen AKP Siswandi beserta perangkat desa turun ke lokasi mengajak masyarakat untuk berdialog.
Kapolres Kediri Kota AKBP Miko mengatakan, aksi ini karena miskomunikasi antara warga dengan petugas gugus tugas covid-19. Karena tidak semua warga menolak untuk dilakukan rapid test.
"Aksi warga hanya miskomunikasi saja. Karena orang yang akan dites itu sudah dirapid. Isu yang berkembang di lapangan semua warga dirapid," katanya, Senin 8 Juni 2020.
Setelah diberikan penjelasan, warga akhirnya mau menerima bersedia untuk menjalani rapid test dengan catatan diperuntukan bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan.
"Selama 2 Minggu ini sudah kita lakukan kegiatan isolasi terhadap warga yang diduga positif corona. Warga yang sehat kita pisahkan. Bagi yang reaktif ya kita akan isolasi, tetapi yang non reaktif ya menjalani aktivitas seperti biasa," katanya.
Dalam dialog dengan warga, juga disepakati pembangunan posko khusus untuk penanganan Covid 19. Teknisnya posko ini nantinya akan dijaga dengan melibatkan unsur 4 pilar, yakni Polri, TNI, perangkat desa dan kecamatan.
Diketahui, sejumlah warga Kedak diduga positif Covid-19 dari cluster pabrik rokok di Tulunganggung. Saat dilakukan tracing, ada sekitar 20 orang warga menjalani isolasi karena pernah kontak langsung dengan pasien positif corona.
Imam Zamjuri, salah satu warga setempat mengatakan, warga menolak di rapid test karena takut. Bahkan ketakutan itu di alami ketika melihat kedatangan mobil ambulans masuk. "Warga kalau melihat ambulan saja sudah dredeg," katanya.