Warga Kampung Warna-Warni Malang Minta Bantuan, Ini Sebabnya
Wisata Kampung Warna-Warni, Jodipan, Kota Malang sepi kunjungan selama masa pandemi Covid-19. Penurunan kunjungan yang dialami oleh wisata kampung tematik tersebut mencapai angka 100 persen. Mereka pun berharap mendapatkan bantuan operasional dari Pemkot Malang.
Kunjungan ke Kampung Warna-Warni menurun hingga 90 persen selama pandemi. Jika dalam kondisi normal, kunjungan ke Kampung Wisata Warna-Warni Jodipan bisa mencapai 200 sampai 300 pengunjung per hari, saat ini kunjungan hanya 20 hingga 30 orang per harinya.
"Kondisinya ya sangat turun drastis pengunjung sepi," ujar Ketua Kampung Warna-Warni Jodipan, Sony Parin pada Minggu, 13 Maret 2022.
Menurunnya tingkat kunjungan ini kata Sony berdampak pada berkurangnya biaya operasional untuk perawatan cat kampung warna-warni. Biasanya pengelola mengandalkan pemasukan dari penjualan tiket sebesar Rp5 ribu untuk membeli cat.
"Jadi kami pengurus biasanya merogoh uang sendiri untuk pengecatan kampung. Kadang juga dibantu oleh pihak-pihak yang lain," katanya.
Jika pun ada bantuan cat dari salah satu perusahaan ujar Sony, untuk jasa pengecatannya pengelola harus membayar sendiri. Untuk waktu pengecatan ulang biasanya tidak menentu. Jika pengelola melihat warna mulai pudar maka harus dicat ulang.
"Untuk kebutuhan cat kami tidak bisa menghitung secara detail. Tapi bisa sampai beberapa kuintal cat yang dibutuhkan," ujarnya.
Maka dari itu, ujar Sony, pihaknya amat membutuhkan bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk bisa memberikan subsidi terkait operasional seperti cat dan jasa tukang.
"Harapan kami ke pemerintah ya agar Kampung Warna-Warni ini tetap diperhatikan dan juga bantuan yang kami butuhkan untuk perwakilan cat. Itu saja," katanya.