Warga Jember Temukan Jasad Bayi Ditanam di Bawah Pohon
Sunardi, warga Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Jember menemukan bungkusan berbau tidak sedap, di bawah pohon bambu, Rabu, 10 Mei 2023 pukul 09.30 WIB. Setelah diperiksa, ternyata bungkusan tersebut berisi jenazah bayi perempuan.
Kapolsek Patrang AKP Heri Supadmo mengatakan, saksi bernama Sunardi mencium bau tidak sedap saat melintas di Jalan Rasamala, Kelurahan Baratan. Sunardi yang beru pulang dari mencari kayu bakar itu kemudian menghentikan langkahnya, mencari sumber bau itu.
Sunardi kemudian menemukan sumber bau itu berasal dari bungkusan plastik berwarna merah. Sunardi mengira bahwa ada orang yang sengaja membuang bangkai kucing di bawah pohon bambu.
Namun, setelah didekati, ternyata bungkusan tersebut berisi jenazah bayi berjenis kelamin perempuan. Saat ditemukan, jasad bayi itu separuh dari kepala ke perut tertanam di tanah. Sementara dari kaki hingga ke perut masih terlihat di atas tanah.
“Selanjutnya Bapak Nardi melaporkan penemuan mayat tersebut kepada saudaranya. Saudaranya melapor ke Lurah Baratan yang kemudian dilanjutkan ke kami. Kebetulan saat itu kami sedang ada giat perbaikan bantaran sungai di Kelurahan Bintoro bersama Muspika dan Brigif 509,” kata Heri, Rabu, 10 Mei 2023.
Berdasarkan informasi itu, polisi kemudian mendatangi lokasi penemuan jasad bayi. Saat petugas tiba, jenazah sudah dimandikan oleh warga dan rencana dimakamkan.
Namun, sesuai prosedur, jasad bayi tersebut dibawa ke kamar mayat RSD Soebandi untuk dilakukan visum. Belum diketahui hasil dari visum tersebut.
Namun, polisi menduga bayi malang itu memang sengaja dibuang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sementara lebam yang terdapat pada jasad bayi, diduga karena sudah mengalami proses pembusukan.
Polisi menduga bayi tersebut sudah dua hari dibuang setelah dilahirkan. Sebab, tali pusar bayi itu masih menempel. “Tali pusar bayi tersebut masih menempel. Diperkirakan sudah dua hari berada di lokasi penemuan. Untuk berapa hari pastinya masih menunggu hasil pemeriksaan medis. Saat ini kami masih melakukan lidik,” pungkas Heri.
Advertisement