Bisa Jadi Warga Jatim Tak Kebagian Vaksin Sinovac
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim), menyebut ada kemungkinan warga Jawa Timur tidak divaksin dengan menggunakan produk Sinovac dari Cina. Hal tersebut didasari oleh banyaknya target yang harus divaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Dr Herlin Ferliana mengatakan, ada sekitar 350 juta orang Indonesia menjadi target vaksinasi. Sedangkan 4,5 jutanya, termasuk masyarakat yang berada di Jatim. Oleh karena itu, kata Herlin, pemerintah berkemungkinan tidak hanya mengandalkan vaksin Sinovac. Mengingat banyaknya jumlah sasaran masyarakat yang masuk dalam daftar vaksinasi.
"Kelihatannya pemerintah memakai beberapa merek untuk hisa mencukupi 350 juta itu tadi," kata Herlin, kepada wartawan, Kamis, 25 Februari 2021.
Herlin pun mengungkapkan, salah satu yang berkemungkinan menggantikan Sinovac adalah vaksin Merah Putih. Vaksin Merah Putih adalah sekelompok kandidat vaksin yang dikembangkan oleh konsorsium riset di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Termasuk yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
"Termasuk merah putih ini kalau sudah siap, sudah melakukan penelitian tahap ke sekian, siap dipakai pasti dijadikan salah satu vaksin yang akan dipakai juga," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, berharap vaksin Covid-19 Merah Putih bisa diproduksi pada April.
"Saat ini masih ada tahap-tahap yang dilalui, seperti uji klinis. Mudah-mudahan bulan April sudah mulai bisa diproduksi," kata Muhadjir, Selasa 16 Februari 2021 ketika ia berkunjung ke Surabaya.
Sementara, peneliti dari konsorsium pengembangan Vaksin Merah Putih di Universitas Airlanggar, Ni Nyoman Tri Puspaningsi mengatakan, bahwa saat ini pihaknya belum memasuki tahap uji klinis pada manusia. Namun sedang menyiapkan pre-uji klinis ke hewan.
"Kami masih menyiapkan uji pre klinik ke hewan, untuk vaksin Merah Putih platform Unair, jadi belum tahu hasilnya. Kami belum bisa memastikan apa-apa, karena masih dalam persiapan uji pre klinik itu," kata Nyoman.
Advertisement