Warga Hindu Protes, Muslim di India Jadi Korban Lemparan Batu
Tagar Hindu membanjiri linimasa media sosial Twitter. Kata kunci Hindu menjadi topik populer dengan 268.000 lebih cuitan, pada Selasa, 22 Februari 2022 pukul 09.00 WIB. Setelah ditelusuri, beredar viral cuplikan video massa melempari batu sebuah gedung. Unggahan tersebut diposting jurnalis asing bernama @CJWerleman.
Dari informasi yang ditulis pemilik akun, massa tersebut adalah warga Hindu yang mengambil batu di jalanan untuk melempari Muslim di Karnataka. Pelemparan batu ini diduga sebagai protes setelah teroris Hindu yang mendukung pelarangan hijab di institusi pendidikan ditemukan tewas terbunuh.
Terduga Teroris
Pada Minggu, 20 Februari 2022 malam, Hindutva Harsha seorang aktivis Bajrang Dal diduga dibunuh di distrik Shivamogga Karnataka oleh sekelompok orang tak dikenal di dekat Kamat Petrol Bunk pukul 21.30. Harsha telah terlibat dalam aktivitas Vishwa Hindu Parishat dan Bajrang Dal selama empat sampai lima tahun terakhir. Dia adalah penduduk Kumbara Beedi di Seegehatti di kota tersebut.
Tragedi pembunuhan ini kali ketiga dilaporkan di kota itu dalam waktu 24 jam. Dua pemuda, Salim, 22 tahun; dan Abdulla, 23 tahun dari Sulebailu dibunuh sehari sebelumnya, yakni pada 19 Februari 2022.
Di sisi lain, dalam sebuah utas, jurnalis asing CJ Werleman telah mengklaim bahwa Bajrang Dal berada di balik kekerasan komunal yang pecah di Tripura pada Oktober tahun lalu.
"Seorang teroris yang tergabung dalam kelompok ekstremis Hindu #BajrangDal, yang melakukan gelombang serangan teroris terhadap Muslim di Tripura pada November, tewas di Karnataka," tulis Werleman di Twitter.
Direktur Jenderal Polisi (DGP) Karnataka, Praveen Sood buka suara menanggapi pernyataan jurnalis asing tentang kematian Harsha. Tak hanya itu, Kepala polisi Karnataka pun telah memanggil jurnalis itu.
"Ini benar-benar salah. Tidak ada hubungan kematian dengan terorisme atau Tripura," tulis Praveen Sood.
Sebagai informasi, pada bulan Oktober tahun lalu, aksi unjuk rasa diadakan di Tripura sebagai tanggapan atas serangan terhadap pandal Durga Puja dan kuil di Bangladesh. Beberapa rumah, toko dan tempat suci di Tripura Utara, termasuk di Chamtilla, Jalebasha dan Rowa Bazar, dirusak selama protes. Banyak dari aksi unjuk rasa ini mengakibatkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi.
Massa Protes dengan Melempar Batu
Kematian Harsha menyebabkan demonstrasi di seluruh kota. Pada Senin, 21 Februari 2022 sore, saat kendaraan yang membawa jenazah Harsha meninggalkan rumah sakit, ratusan aktivis mengikuti dengan sepeda. Mereka membawa bendera safron dan meneriakkan slogan-slogan memuji Harsha. Setelah singgah di kediamannya, prosesi dilanjutkan ke Rotary Crematorium.
Sepanjang prosesi, para peserta melemparkan batu ke kendaraan, toko-toko di Seegehatti, Azad Nagar dan tempat-tempat lain di sekitarnya. Menurut beberapa laporan, massa menargetkan daerah-daerah dengan populasi Muslim yang tinggi.
Sebanyak lima sepeda di Seegehatti dan 10 sepeda lainnya serta dua pengangkut barang dibakar di Azad Nagar. Beberapa rumah dan toko-toko kecil rusak akibat pelemparan batu tersebut. Dua orang terluka akibat lemparan batu tersebut. Akibatnya pemerintah setempat mengeluarkan perintah libur di sekolah dan perguruan tinggi selama dua hari di Shivamogga.
Dewan Legislatif Saling Tuding
Menteri RDPR KS Eshwarappa menyebut, pelaku pembunuhan Harsha adalah seorang preman Muslim. Dia berkata, “Dia adalah pekerja yang sangat tulus. Dia dibunuh oleh preman Muslim tadi malam. Dengan begitu Shivmogga adalah kota yang damai, tetapi beberapa hari yang lalu DK Shivakumar telah menyebarkan desas-desus tentang penggantian bendera Tricolor dengan bendera bhagwa di sebuah perguruan tinggi di Shivmogga. Ini mendorong para preman Muslim bebruat demikian," kata Eshwarappa seperti dikutip UNI.
Akibat pernyataan ini, kekacauan terjadi di Dewan Legislatif. Anggota Kongres BK Hariprasad menyalahkan Menteri RDPR KS Eshwarappa di balik pembunuhan Harsha.
"Setelah pembunuhan itu, Menteri RDPR Eshwarappa, yang juga menteri distrik distrik, memberikan pernyataan. Pembunuhan dilakukan oleh preman Muslim. Ini adalah pernyataan yang tidak pantas ketika polisi sedang menyelidiki dan mencari siapa di balik pembunuhan itu. Eshawarappa sendiri yang membunuh bocah itu," tuding Hariprasad.
Motif Politik
Melansir berbagai sumber, polisi telah menangkap tiga orang pada hari Senin, 21 Februari. Diduga motif dibalik penikaman itu ada kaitannya dengan Front Rakyat India (PFI). Menteri Dalam Negeri Araga Jnanendra menyebut, pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan untuk memastikan peran mereka.
Araga menambahkan, dia menduga jika kematian Harsha mungkin memiliki nuansa politik. “Kami curiga ada hubungan antara kasus hijab yang sedang berlangsung dan kasus pembunuhan ini. Kami belum menemukan bukti ke arah itu,” katanya.
Kontroversi Twitter
Kasus kematian Harsha menjadi sorotan publik dan menjadi perhatian dunia. Kasus itu menarik perhatian Ketua UNESCO, Ashok Swain. Dalam sebuah utas dia menulis, “Anggota sayap kanan Hindu yang kemarin meninggal di Kartanaka India telah memiliki rekam jejak buruk. Dia memiliki 5 kasus kriminal, seperti pembunuhan, dan percobaan bunuh diri. Jika dia Muslim, media akan menyebutnya teroris, karena dia Hindu, dia disebut aktivis”.
Selain itu, ada pula yang menyebut Harsha seharusnya tidak berpura-pura menjadi korban. “Harsha tidak punya hak untuk berpura-pura menjadi korban,” sahut akun @Rohitxxx.
Terakhir, warganet mengaku kesal lantaran Harsha menjadi korban pembunuhan karena melarang penggunan hijab. “Tidak ada orang Hindu yang membunuh Muslim, tetapi 4 orang Hindu tervunuh karena mendukung pelarangan hijab di sekolah,” celetuk @hindustanxxx.