Warga Gresik #Tolak Batubara, Juga Tolak Diadu Domba
Ada upaya mengadu domba antar warga, untuk melemahkan penolakan mereka terhadap pelabuhan bongkar muat batubara di pesisir utara Kota Gresik yang dikelola PT Gresik Jasatama.
Tetapi ratusan warga dari tiga kelurahan Kemuteran, Kroman dan Lumpur tetap pada tuntutannya, dan berharap agar tidak ada pihak-pihak yang berusaha memperlemah tuntutan warga dengan berbagai cara.
Beberapa warga Kelurahan Kemuteran mengatakan, tiba-tiba hari ini mereka mendapat undangan berupa surat dengan kop Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Pemerintah Kabupetan Gresik. Isinya, undangan untuk ‘audiensi antara warga dan perusahaan terkait debu batubara,’ bertempat di Balai Dea Lumpur, hari Senin 23 Desember pukul 09.00. Undangan ditandatangani Drs.Darman.
“Tapi undangannya kami terima hari ini pukul 08.58 menit, atau dua menit sebelum acara dimulai. Ini pasti sengaja untuk melemahkan warga. Menganggap kami ini orang yang tidak mengerti dengan undangan kilat seperti itu,” kata salah seorang warga Kelurahan Kemuteran yang minta tidak disebutkan namanya.
Meskipun demikian warga tetap hadir, karena menganggap ini masalah hidup mereka. lebih dari seratus warga, kebanyakan emak-emak hadir secara bergelombang. Antar mereka membuat grup WhatsApp, sehingga informasi yang diperoleh dapat menyebar dengan begitu cepatnya. Ternyata begitu warga datang, di balai desa sudah ada orang dari Lumpur yang bernama Nanang Baharudin.
“Dia adalah orang yang selama ini mengklaim sebagai koordinator warga terdampak batubara. Padahal tidak benar itu, karena warga solid dan tidak memberi wewenang kepada seseorang untuk jadi koordinator. Dia itu adalah kordinator forum abal-abal. Tetapi herannya dia bisa menembus ke pengelola pelabuhan batubara, menembus DPRD dan Pemkab,” kata warga Kelurahan Kemuteran itu.
Ditunggu lebih dari satu jam, orang yang menandatangani surat undangan yaitu Darman malah tidak muncul. Padahal makin banyak saja warga yang berdatangan. Akhirnya warga keluar dari ruang pertemuan dan pulang. Mereka tidak mau ikut pertemuan kalau Nanang Baharudin dilibatkan dalam kasus penolakan warga terhadap pelabuhan batubara yang dikelola PT Gresik Jasatama ini. Karena Nanang dianggap cuma mau mengambil keuntungan saja dari penderitaan mereka yang sejak 2006 menghirup udara mengandung partikel batubara ini.
Apalagi setelah Pak Camat Kota Gresik datang, dan menyatakan bahwa pertemuan ini adalah sosialisasi keamanan menjelang Pilkada. Warga menduga, ada upaya menempatkan Pak Camat untuk berhadap-hadapan dengan warga.
Menurut warga, mereka sudah menempuh melalui jalur DPRD Kabupaten Gresik. “Kami sudah mengadu dan menjelaskan keluhan-keluhan kami kepada Komisi 3 DPRD Gresik, bahkan mengaku kepada Ketua DPRD Fandi Ahmad Yani.
"Kalau begini mengapa kok malah jadi mundur lagi, diajak pertemuan di balai desa, dan dihadiri oleh orang yang sudah kami laporkan mewakili foorum abal-abal, kata Ibu Titik Parwati Hesti mewakili Forum Ibu-ibu Peduli Kesehatan Desa Terdampak Batubara. (nis)