Warga Bondowoso Tolak Gedung Sekolah Jadi Tempat Isoman Covid-19
Warga Desa/Kecamatan Wringin, Bondowoso menolak gedung sekolah akan dijadikan tempat isolasi mandiri (isoman) pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan. Warga takut terjadi penularan virus corona pada masyarakat di lingkungan sekitar.
Dua gedung sekolah yang akan dijadikan tempat isoman pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejalan ringan tersebut, yakni TK Pembina dan SMPN 1 Wringin.
Lokasinya dekat dengan permukiman warga. Juga, tepat depan jalan utama jurusan Wringin ke Kecamatan Pakem.
"Ya, kami menolak gedung sekolah jadi tempat isoman pasien Covid-19. Kan, rawan penularan Covid-19," kata Samiran, seorang warga Wringin, Selasa 27 Juli 2021.
Aksi penolakan warga Wringin, ini juga terekam dalam video yang beredar luas di media sosial Whats App (WA).
Video pertama warga menolak gedung TK Pembina Wringin terjadi Minggu, 25 Jui 2021 malam.
Dilanjutkan video penolakan warga diikuti sejumlah wali siswa SMPN 1 Wringin dengan membakar ban bekas hingga mendatangi rumah kepala desa, Senin, 26 Juli 2021 malam.
Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Wringin, Son Haji mengatakan, alasan utama warga menolak dua gedung sekolah dijadikan tempat isoman pasien Covid-19, karena khawatir terjadi penularan kepada masyarakat sekitar.
”Mereka menganggap yang dirawat nanti adalah pasien Covid-19 gejala berat. Padahal, tempat itu untuk orang tanpa gejala atau gejala ringan,” katanya.
Menurut dia, dua gedung sekolah tersebut dipilih, karena dinilai memenuhi syarat sebagai tempat isoman. Tempat cukup luas dan diperkirakan dapat menampung sekitar 10 pasien Covid-19 isoman tapa gejalan atau gejala ringan.
”Tempatnya memenuhi syarat. Tapi, kita akan mengedukasi masyarakat terlebih dulu, sebelum benar-benar memenutuskan dua gedung sekolah itu dijadikan tempat isoman pasien Covid-19,” terangnya.
Juru bicara (jubir) Satgas Covid-19 Bondowoso, dr.Mohammad Imron membenarkan ada penolakan warga Desa Wringin terhadap rencana gedung sekolah dijadikan temat isoamn pasien Covid-19.
Untuk itu, Satgas Covid-19 akan melakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat serta mencari solusi terbaik dalam menentukan tempat isoman pasien Covid-19 di kecamatan.
"Penentuan tempat isoman di kecamatan, sebenarnya ditentukan Satgas Covid-19 kecamatan. Tapi, untuk menentukan tempat isoman tidak boleh dipaksakan, agar tidak menyebabkan resistenasi di masyarakat. Kita harus edukasi masyarakat, karena aturan terpusat dari pusat, tidak ada lagi isoman di rumah, tapi harus terpusat agar memudahkan pengawasan,” katanya.