Warga Binaan Berkolaborasi dengan Petugas Rutan Kelas IIB Ponorogo Mainkan Reog
Warga binaan Lapas Kelas IIB Ponorogo berkolaborasi dengan petugas lapas memainkan kesenian reog dari balik jeruji besi, Kamis, 6 Februari 2025.
Dengan membentuk grup reog dengan nama Reog Sardulo Condrodimuko, mereka secara rutin berlatih dan tampil dalam berbagai kesempatan.
Reog bukan sekadar hiburan di dalam rutan, tetapi menjadi bagian dari program pembinaan kepribadian bagi warga binaan. Dengan mengikuti kesenian khas Ponorogo ini, mereka diajarkan tentang kedisiplinan, kerja sama, serta nilai-nilai budaya yang luhur.
Kepala Rutan Kelas IIB Ponorogo, Agus Imam Taufik, menyebut bahwa Reog menjadi sarana pembinaan yang positif dan efekti.
“Ini merupakan kolaborasi petugas rutan dan warga binaan, sehingga kami bersama-sama melestarikan budaya asli Ponorogo ini,” ujar Agus pada Jumat 7 Februari 2025.
Selain sebagai bagian dari pembinaan, keberadaan grup reog ini juga menjadi upaya konkret dalam menjaga warisan budaya daerah. Seni pertunjukan yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda ini kini memiliki tempat khusus di dalam rutan.
Para pemainnya terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari narapidana kasus kriminal ringan hingga petugas yang bertugas di rutan.
Grup reog ini tidak hanya tampil di dalam rutan, tetapi juga memiliki keinginan untuk bisa tampil di ajang yang lebih besar. Salah satu harapan ke depan adalah bisa ikut serta dalam Festival Reog Nasional yang rutin digelar setiap tahun.
“Meski masih berada dalam lingkungan terbatas, semangat mereka untuk terus melestarikan budaya tidak surut,” ujar Kalapas.
Lebih lanjut, Agus mengatakan, dengan adanya reog di rutan, seni tradisional ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana pemulihan dan pemberdayaan bagi warga binaan. Menurutnya, kesenian sarat makna ini juga memberikan harapan baru bagi mereka untuk tetap berkarya, meski dengan keterbatasan.
Advertisement