Wapres Tunggu Peran HIPMI Ikut Kembangkan Ekonomi Syariah
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mendorong para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menjadi pendorong modernisasi ekonomi syariah dan keuangan syariah. Sektor-sektor unggulan di Indonesia harus didorong dengan layanan keuangan syariah.
"Mengajak Hipmi ambil bagian modernisasi ke sektor unggulan ekonomi dan keuangan syariah seperti layanan keuangan syariah," kata Maruf dalam Pembukaan Hipmi Syariah Preneur Indonesia di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Maret 2022.
Maruf menuturkan pelajaran yang bisa diambil dalam 2 tahun pandemi yakni akselerasi digitalisasi dalam ekonomi dan keuangan syariah.
Namun hal ini tidak hanya berupa mengubah sistem menjadi digital saja, melainkan perlu adanya integrasi dari berbagai aspek.
Mulai dari pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang andal di bidang keuangan dan ekonomi syariah hingga kolaborasi yang diperluas ke semua pihak.
Berbagai upaya tersebut menurutnya tidak akan bisa bergerak dengan optimal tanpa ada peran pengusaha. Sehingga dia sangat ingin para pengusaha untuk terlibat dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
"Semua instrumen yang dibuat tidak mungkin bisa termanfaatkan maksimal tanpa ada pengusaha. Rumahnya di pengusaha. Saya sering umpamakan ini seperti mobil yang penumpangnya pengusaha," kata dia.
Untuk itu, Ma'ruf meminta pengusaha masuk dalam berbagai infrastruktur ekonomi dan keuangan syariah. Mulai dari bank syariah, asuransi dan sebagainya. Apalagi Hipmi sudah ada sejak lama dan anggotanya tersebar di seluruh Indonesia hingga ke pelosok daerah.
"Itu sebabnya Hipmi punya peran strategis untuk menginkubasi pengusaha di berbagai daerah sekaligus memperbanyak pengusaha nasional," kata dia.
Tak hanya itu, Maruf juga menginginkan para pengusaha yang sudah menjalankan prinsip syariah menjadi lebih besar dan diperbanyak. Dia meyakini dengan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah pengusaha-pengusaha muda menjadi pemain besar skala nasional.
Dia tidak ingin pengusaha Indonesia mengalami stunting, yakni tidak berkembang menjadi pengusaha besar. "Membesarkan pengusaha kecil, jangan jadi pengusaha stunting, tidak gede-gede atau kerdil," kata dia.