Hari Narkoba Sedunia, Wapres Soroti Tingginya Permintaan Narkoba
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan, pemberantasan dan pencegahan peredaran narkoba bukan pekerjaan mudah. Salah satu penyebabnya masih tingginya supply (pemasok) dan demand (pengguna) narkoba di dunia. Sehingga diperlukan tindakan pencegahan preventif dan konsistensi penegakan hukum untuk memberantas peredarannya.
"Upaya preventif melalui strategi demand reduction (pemutusan mata rantai pengguna), dan upaya penegakkan hukum pemutusan jaringan sindikat narkotika, harus dilakukan secara konsisten," kata Wapres melalui video conference dari rumah dinas, Jalan Diponegoro Nomor Jakarta Pusat, Senin 29 Juni 2020
Menurut Wapres unsur penting lainnya untuk mencapai keberhasilan dalam memberantas narkotika ialah kerja sama dari semua pihak, baik pemerintah maupun lembaga internasional.
"Narkotika merupakan kejahatan lintas batas negara dan kejahatan luar biasa. Oleh karena itu, penanganannya harus melibatkan semua unsur masyarakat. Kerja sama internasional sangat diperlukan guna memutus mata rantai peredaran narkotika," pesannya.
Wapres mencermati ancaman dari narkotika memiliki kesamaan dengan covid-19 yakni berdampak multi dimensi bagi negara, bahkan sampai ke unit terkecil yaitu keluarga.
Untuk itu, penanganannya membutuhkan standar yang sama guna menjamin dan melindungi hak-hak masyarakat untuk dapat tetap hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal. "Semuanya menuntut inovasi-inovasi baru yang disertai kepatuhan hukum dan disiplin tinggi," ujarrnya.
Wapres pun menilai tema yang diangkat pada acara peringatan hati narkoba sedunia yang lalu, mempunyai kesesuaian dengan kondisi saat ini, yakni “Hidup 100 persen di Era New Normal. Sadar, Sehat, Produktif, dan Bahagia Tanpa Narkoba”. Oleh karena itu, Wapres mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama mengaplikasikannya.
“Kita semua harus berupaya bertahan hidup 100 persen, dengan tetap sadar, sehat, produktif, dan bahagia,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Wapres menyampaikan apresiasi kerja keras BNN dan institusi lainnya dalam upaya Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Melalui berbagai upaya, tren prevalensi penyalahgunaan narkoba berhasil diturunkan, dimana tahun 2011 sebesar 2,23 persen menjadi 1,80 persen di tahun 2019.
Wapres mengingatkan saat ini Indonesia sedang menuju gerbang bonus demografi maka sangat penting khususnya bagi generasi milenial untuk hidup sehat dan produktif tanpa narkoba.
"Generasi milenial pada dekade mendatang akan muncul sebagi pengganti generasi saat ini. Mereka harus sehat dan produktif. Harus hidup 100 persen dan hidup bahagia tanpa narkoba. Mari kita bersama-sama, menyelamatkan anak cucu kita dari kejahatan narkoba," ujar Wapres.
Sebelumnya, Kepala BNN Komjen. Pol. Heru Winarko menjelaskan tentang upaya dan keberhasilan supply reduction yang telah dilakukan BNN.
"Berkaitan dengan supply reduction, BNN melakukan penindakan terhadap kejahatan narkotika dengan hasil sebagai berikut: berhasil memetakan 98 jaringan sindikat narkotika, 27 jaringan di antaranya bersifat internasional dengan mengungkap 33 jaringan dan sedikitnya 19 jaringan yang melibatkan warga binaan atau napi di lapas," jelasnya.