Wapres Soroti Warga Indonesia Berpendidikan S1 Baru 5 Persen
Jumlah warga negara Indonesia yang mengenyam pendidikan masih sangat sedikit. Berdasarkan data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri tahun 2022, dari 275 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 0,02% warga yang berpendidikan S3, 0,3% warga berpendidikan S2, serta tidak sampai 5% warga yang berpendidikan S1. Sehingga, secara total hanya 6% orang Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi.
Oleh sebab itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengharapkan angka tersebut terus naik melalui dukungan dari seluruh penggerak sektor pendidikan, termasuk alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).
“Saya meminta alumni PPI menjadi penggerak kemajuan pendidikan masyarakat Indonesia,” pinta wapres, saat memberikan sambutan kunci pada acara Sarasehan Alumni Connect PPI Dunia di Grand Ballroom Menara BNI Pejompongan, Jalan Pejompongan Raya No. 16, Jakarta Pusat, Jumat 26 Mei 2023.
Melalui peran alumni PPI Dunia khususnya dalam meningkatkan literasi masyarakat tentang pendidikan, Wapres mengharapkan akan semakin banyak anak bangsa yang dapat menempuh pendidikan tinggi bahkan di sekolah dan kampus terbaik di luar negeri.
“Saya berharap, program dan kegiatan PPI dapat menginspirasi semakin banyak masyarakat Indonesia untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, hingga ke luar negeri, lalu kembali ke tanah air membangun bangsa dan negara,” ungkapnya.
Lebih jauh, pada kesempatan ini, wapres bercerita bahwa dirinya telah meluncurkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050 yang akan menjadi rujukan bagi kementerian/lembaga serta pemerintah daerah dalam menyongsong bonus demografi.
“Saya rasa isu ini juga layak menjadi perhatian para alumni PPI Dunia,” ujar Ma'ruf Amin.
Menurut wapres, Indonesia diproyeksikan akan menikmati bonus demografi pada 2030 hingga 2040 karena memiliki penduduk usia produktif mencapai 180 juta orang atau sekitar dua per tiga dari total penduduk. Hal ini pun, sambungnya, menuntut perencanaan dan perumusan strategi yang optimal dari banyak lini agar bonus demografi menjadi berkah bagi negara, bukan sebaliknya menjadi bencana karena menimbulkan banyak pengangguran.
“Salah satu pekerjaan rumah yang mesti kita selesaikan adalah mengurangi kesenjangan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu, kita perlu bahu-membahu untuk mewujudkan pembangunan yang merata di seluruh negeri, utamanya di perdesaan,” tuturnya.
Adapun salah satu isu mendasar terkait kemajuan pembangunan saat ini, imbuh wapres, adalah transformasi digital yang telah mendisrupsi hampir seluruh bidang kehidupan.
“Kemajuan teknologi dan transformasi digital memang menjadikan masa depan semakin sulit diprediksi,” terang Ma'ruf Amin.
Untuk itu, lanjut wapres, negara-negara di dunia terus berpacu untuk meningkatkan penguasaan teknologi, dan terus memunculkan talenta-talenta di bidang teknologi dan digital.
“Saya menantikan kontribusi pemikiran dan karya dari alumni PPI Dunia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di seluruh pelosok tanah air, dan memunculkan talenta digital yang sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai tantangan masa depan,” pesan Ma'ruf Amin.
Advertisement