Wapres: Media Digital Suburkan Mentalitas Pencitraan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai, saat ini banyak orang telah terjebak dalam mentalitas pencitraan. Ketika perilaku kebaikan yang dilakukan harus terekspose luas oleh publik di tengah maraknya era digitalisasi.
"Saat ini banyak orang terjebak pada mentalitas syhrah, yaitu mentalitas pencitraan diri agar dikenal luas. Amal kebaikan yang dilakukan diorientasikan agar di-cover media secara luas," kata Ma'ruf dalam acara Haul ke-39 Mbah Hamid Pasuruan secara virtual dari Jakarta, Senin Oktober 2020.
Ma'ruf berpendapat kini banyak orang yang memanfaatkan publisitas di media massa sebagai kata kunci untuk mengukur sebuah kebaikan. Padahal, tidak semua hal yang dipublikasikan tersebut memiliki dampak positif bagi masyarakat.
Ia menilai mental pencitraan yang berlebihan itu justru mengesampingkan niat untuk berbuat baik bagi sesama. Sebab, motivasi utamanya hanya sekadar membentuk citra diri ketimbang membantu dengan ikhlas. "Belum tentu apa yang di-publish itu mempunyai dampak positif yang lebih besar daripada yang tidak di-publish," kata dia.
Justru sebaliknya, Ma'ruf menilai saat ini sifat khumul atau tindakan kebaikan yang dilakukan secara diam-diam agar tidak diketahui orang lain sudah banyak dilupakan. Terlebih lagi, kemajuan teknologi memungkinkan beredarnya berbagai informasi secara cepat dan mudah di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, Ia berpesan agar sifat khumul perlu ditumbuhkan kembali di tengah masyarakat agar menciptakan interaksi yang santun dan sederhana sehingga dapat membawa keberkahan dalam hidup."Bahwa pilihan hidup khumul itu justru membawa keberkahan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Disisi lain, Ma'ruf meminta agar fenomena pencitraan itu tidak menggoyahkan niat para pemuka agama menyebarkan ajaran agama dengan memanfaatkan media digital. Sebab, media digital juga memiliki sisi positif yang besar bila dimanfaatkan dengan baik ketimbang yang negatif.
Ia turut berharap agar perkembangan teknologi digital dapat dimanfaatkan dengan baik untuk tujuan kebaikan. Medsos, kata dia, seharusnya bisa digunakan untuk menyebarkan ajaran agama Islam dengan baik.
"Dakwah melalui digital jangkauannya lebih luas dan dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Yang penting niatnya tetap tulus, ikhlas karena Allah Subhanahu wa ta'ala," kata Ma'ruf.