Wapres: Multilateralisme dan Hukum Internasional tengah Terancam
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menuturkan multilateralisme, semangat kolaborasi, dan hukum internasional saat ini tengah terancam. Ia menyebut ketegangan-ketegangan yang terjadi di sejumlah negara, seperti Palestina, Ukraina, dan Lebanon, sebagai contoh dari ancaman bagi multilateralisme dan hukum internasional. Oleh karena itu, wapres mengecam keras segala bentuk serangan, termasuk serangan IDF kepada UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).
“(Sebab) serangan tersebut merupakan sebuah pelanggaran berat hukum humaniter internasional,” demikian keterangan yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengutip Wapres Ma'ruf Amin ke awak media pada hari terakhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-44 dan ke-45 ASEAN, yang berlangsung di National Convention Center, Vientiane, Laos, jelang kembali ke Tanah Air, Jumat 11 Oktober 2024 malam.
Sebagai bagian dari rangkaian KTT ke-44 dan ke-45 ASEAN, pertemuan 14th ASEAN-UN (United Nations) Summit menjadi penutup pertemuan tahunan yang dihadiri para pemimpin negara. Dalam kesempatan tersebut, Retno Marsudi menegaskan, jika perlu menyikapi serangan ini, PBB merupakan kompas dari multilateralisme, dan ASEAN memiliki komitmen untuk menjadi bagian dari solusi.
Ada tiga hal penting yang disampaikan Wapres Ma’ruf Amin dalam pertemuan ASEAN dengan PBB ini. Pertama, ia menekankan perlunya implementasi resolusi 2024 dalam kaitannya dengan persoalan Palestina.
“Kenapa mengenai Palestina, mengenai resolusi ini ditekankan Pak Wapres di dalam pertemuan dengan UN? Karena di dalam resolusi itu antara lain ada tugas yang perlu dilakukan sekjen untuk memonitor implementasi dari resolusi tersebut,” terangnya.
Kedua, pentingnya membangun kepercayaan dan solidaritas. Wapres menjelaskan bahwa ASEAN-PBB memiliki hubungan kemitraan yang sangat krusial. Oleh karena itu, rasa saling percaya dan solidaritas global perlu diperkuat.
“Yang ketiga adalah mengenai pentingnya penguatan kerja sama institusional ASEAN-PBB. Dalam hal ini Pak Wapres menyampaikan harapan agar PBB memiliki perwakilan untuk ASEAN di Jakarta,” sambungnya.
Sebagai penutup, Wapres menyampaikan dukungannya terhadap kerja PBB. Ia juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Summit of the Future yang menghasilkan Pact for the Future (pakta untuk masa depan).
“Keberhasilan penyelenggaraan summit dan hasilnya pakta ini memberikan harapan akan multilateralisme dan harapan manfaatnya terutama untuk generasi muda,” pungkasnya.