Wapres: Produktivitas TKI Masih di Bawah Negara ASEAN Lainnya
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan, bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia (TKI) belum menjadi yang terbaik di ASEAN.
Berdasarkan data Asian Productivity Organization (APO) Databook 2019, posisi produktivitas setiap pekerja Indonesia berada pada peringkat ke-5 dari 10 negara ASEAN yang tergabung dalam APO.
Sebab itu, lembaga pendidikan, termasuk kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar dapat bersaing secara global.
"SDM unggul juga harus memiliki karakter, integritas atau dengan kata lain berakhlakul karimah. Hal ini tentu terkait dengan identitas kita sebagai warga Indonesia. SDM yang memiliki keunggulan kompetitif secara global juga selayaknya tetap berpijak pada kearifan lokal," pesan dan harapan Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin itu disampaikan dalam rekaman Video pada Dies Natalis ke-56 Universits Negeri Jakarta (UNJ), Sabtu 16 Mei 2020.
Wapres mencontohkan Presiden RI ke-3 B.J. Habibie sebagai sosok SDM unggul Indonesia tersebut. Meskipun memiliki kompetensi yang diakui dunia, namun ia tetap membumi dan bersahaja.
"Saya teringat dengan Presiden Indonesia Ke-3 Bapak Prof. Dr. B.J. Habibie yang selalu dijuluki “otak Jerman tapi berhati Mekkah". Julukan tersebut mengandung arti bahwa otak kita, atau kemampuan kita bisa melanglangbuana dan bersaing di era global ini, tapi hati kita atau jati diri kita tetap harus melekat sesuai dengan identitas dan akhlak sebagai insan Nusantara," kata Wapres.
Wapres mengatakan, perlu terus ditekankan upaya pengasahan dan penguatan karakter mahasiswa agar senantiasa menempatkan kepentingan masyarakat sebagai yang utama tanpa memandang suku, agama, maupun golongan.
Menurutnya, pendidikan karakter sambil menanamkan identitas lokal perlu dilaksanakan dalam porsi yang sama dengan pendidikan kompetensi. Akan tetapi metode pendidikan karakter tersebut haruslah lebih inovatif dan kreatif agar tetap menarik dan efektif.
"Tingkatkan terus upaya penyempurnaan pendidikan yang berbentuk hard skill, yaitu pendidikan pengembangan kemampuan teknis sesuai bidangnya. Tetapi jangan melupakan pendidikan pengembangan soft skill, yaitu pendidikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi yang persuasif dengan masyarakat, kemampuan mengembangkan jejaring, dan kemampuan melakukan koordinasi,” ujar Wapres.
Wapres juga berpesan agar mengajarkan cara memanfaatkan teknologi digital secara sehat, serta terus kampanyekan pesan-pesan positif dalam kampus, terutama terkait bela negara, patriotisme, cinta sesama, dan toleransi.
Wapres berharap Universitas Negeri Jakarta menjadi perguruan tinggi yang melahirkan SDM unggul dengan berkepribadian Indonesia.
Advertisement