Wapres: Pemilu Aman, Pengusaha Tak Usah Takut
Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan, Pemilu 2019 --termasuk Pemilu Presiden-- akan berjalan aman karena pada dasarnya tidak ada partai yang memperjuangan kepentingan politik tertentu, melainkan berupaya untuk mendapatkan porsi kekuasaan lebih.
“Kita tidak perlu khawatirkan (dampak Pemilu), karena Indonesia itu bagaimana pun, apalagi sekarang, tidak jelas siapa lawan siapa. Dan partai itu begitu banyak, jadi kepentingannya tidak ada kepentingan, hanya bagaimana mendapat porsi yang lebih baik,” kata dia, dalam pidato kunci CNBC Indonesia Outlook 2019, di Hotel Westin, Jakarta, Kamis.
Sifat partai politik di Indonesia sangat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri untuk berada di kubu tertentu dan bisa saja berpindah dukungan di Pemilu berikutnya.
Kalla mencontohkan Partai Golongan Karya yang pernah dia pimpin, adalah salah satu partai yang dinamis. Pada Pemilu 2014, Partai Beringin itu mendukung Prabowo Subianto. Namun pada Pemilu 2019, Partai Golkar menyatakan dukungan ke calon presiden petahana, Joko Widodo.
“Kayak Golkar-lah, partai saya. Lima tahun lalu sama-sama Prabowo, melawan Jokowi. Sekarang, (Golkar) ada di Jokowi, melawan Prabowo. PAN juga begitu,” katanya.
Pilpres 2019 yang hanya diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden memang membawa tensi tinggi di kalangan masyarakat, karena tidak ada kubu poros tengah.
Namun, Kalla mengatakan, ketegangan selama masa kampanye Pemilu Presiden hanya terjadi di dunia maya. Sedangkan kenyataannya, politikus pendukung dua pasangan calon presiden itu tetap berteman.
“Yang ribut itu sebenarnya bukan di lapangan, di media sosial saja. Di lapangan aman-aman saja, ketemu peluk-pelukan, cium-ciuman. Tidak ada suatu hal yang membawa kita perlu khawatir tentang Pemilu ini,” tambahnya.
Oleh karena itu, dia mengatakan, Pemilu Presiden di Indonesia akan berjalan aman dan tidak berdampak negatif bagi perekonomian.
"Para pengusaha juga tidak perlu berbondong-bondong meninggalkan Indonesia untuk pergi ke Singapura, hanya karena kekhawatiran terhadap dampak buruk pascapemilu," kata Kalla.
“Banyak orang berpikir pokoknya satu minggu sebelum pencoblosan, ramai-ramai ke Singapura supaya kita (pengusaha) jangan kena dampaknya. Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa, jadi kita tidak perlu khawatirkan,” ujar dia. (ant)