Wapres Paparkan 3 Strategi untuk Majukan Pasar Modal
Wapres Ma'ruf Amin memaparkan tiga strategi untuk memajukan pasar modal Indonesia. Pertama, dimulai dengan peningkatan inovasi dan pemanfaatan teknologi digital dalam layanan kepada para investor di pasar modal.
“Para pelaku pasar modal terkait harus didorong agar terus mengembangkan produk dan layanan yang lebih ramah digital,” tegas Wapres.
Wapres menilai, pemanfaatan platform digital ini akan semakin mempermudah akses pasar modal dan menarik minat masyarakat, khususnya generasi muda dan milenial.
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, bursa tidak lagi eksklusif milik korporasi besar, tapi juga rumah pendanaan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dengan demikian, penggunaan teknologi ini juga harus berbanding lurus dengan pengetahuan masyarakat, agar para pelaku UKM serta masyarakat umum dapat memperoleh akses pembiayaan dari pasar modal.
“Kedua, optimalkan dan kembangkan potensi pembiayaan melalui pasar modal dengan peningkatan literasi kepada masyarakat,” tutur Wapres.
“OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berperan krusial, khususnya dalam penyiapan strategi dan kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan. OJK juga diharapkan terus mendorong perluasan dan pemerataan akses keuangan, terutama produk pasar modal,” tambahnya.
Terakhir, Wapres mengingatkan tentang strategi penting yang harus selalu ada dalam setiap upaya kemajuan, yaitu sinergi. Menurut Wapres, dengan sinergi, maka strategi yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dan tidak tumpang tindih.
“Ketiga, perluas jejaring dan sinergi pemangku kepentingan guna mendorong peningkatan perdagangan saham di BEI,” kata Wapres pada Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2024 di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, 2 Januari 3024.
Kata Wapres, BEI dan Self-Regulatory Organization (SRO) dengan dukungan OJK agar mempertahankan operasional perdagangan secara maksimal, serta terus menciptakan ekosistem pasar modal yang kondusif dan menarik bagi investor lokal maupun asing.
Secara khusus, BEI diharapkan mampu meningkatkan likuiditas perdagangan saham, termasuk aktivitas perdagangan saham dan frekuensi transaksi, serta senantiasa mengedepankan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan tata kelola yang baik.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, melaporkan komitmen dan upaya yang dilakukan jajarannya dalam meningkatkan integritas, kredibilitas, dan good governance pasar, serta seluruh ekosistem pasar modal.
“Langkah itu antara lain dilakukan melalui percepatan penyelesaian pemeriksaan, dan pengaturan sanksi terintegrasi untuk lembaga jasa keuangan. Hal penting lainnya adalah memberikan perlindungan untuk investor dan masyarakat di antaranya dengan pengawasan perilaku dari para pelaku jasa keuangan atau market conduct," ujar Mahendra.
"Seluruh anomali atau unusual market activities, termasuk pergerakan saham yang tidak normal pasti dikaji, dianalisis dan dipantau ketat sehingga menjamin tidak terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku,” tambahnya.
Hadir dalam acara ini di antaranya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Direktur Utama BEI Iman Rachman, Wakil Ketua Lembaga Penjamin Simpanan Soelistianingsih, dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Inarno Djajadi.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Daya Saing Sapto Harjono W.S., Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi,