Wapres Minta Ponpes Siapkan Santri Unggul Kuasai Iptek
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengingatkan di era pesatnya teknologi, persoalan yang dihadapi umat Islam semakin kompleks. Banyak isu kontemporer yang terus berkembang dan membutuhkan solusi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan SDM muslim, termasuk santri, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
“Ini luar biasa, Allah menyediakan sumber daya alam nya serba banyak, Allah juga (menyediakan) adanya kegiatan ekonomi. Maka kita harus menyiapkan sumber daya manusianya yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,” pesan wapres ketika meresmikan Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam Ponpes Al Anwar, Baton, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur (Jatim), Kamis 31 Agustus 2023
Peresmian sekolah tinggi ekonomi ini bersamaan dengan Haul Masyayikh, Wisuda Purna Siswa, Hari Jadi Ponpes Al Anwar XXVIII, serta Rumah Susun Al Anwar.
Wapres meminta pondok pesantren (ponpes) untuk sigap dalam mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi. Hal ini penting, karena dua hal tersebut merupakan prasyarat untuk menciptakan SDM berkualitas yang menjadi kunci bagi kemajuan dan kemakmuran bumi.
“Jadi tambah ilmu pengetahuan, sebab nanti itu ada semacam punya nilai tambah. Oleh karena itu saya kira ini tepat sekali ini adanya Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam ini akan memberikan ilmu pengetahuan yang dalam untuk bisa mengelola secara lebih professional dan inovatif,” ujarnya.
Lebih jauh wapres menekankan, santri harus menjadi almuttafaqihina fiddin, santri yang menguasai agama dan melakukan tajdid-tajdid (pembaruan), yakni melahirkan ahli fiqih yang tidak hanya pandai membaca kitab tetapi juga mampu berijtihad dalam memberikan hukum terkait isu-isu yang terjadi saat ini.
Menurutnya, banyak masalah-masalah baru yang dulu tidak ada, dan masalah-masalah lama yang kini bertransformasi menjadi masalah baru yang perlu diijtihadkan apakah sesuai dengan syariat Islam atau tidak.
“Kebanyakan syariah itu lahirnya dari ijtihad,” kata wapres mengutip Imam Haramian al-Juwaini.
Ia pun mencontohkan isu-isu ekonomi syariah yang memang berkembang sangat pesat, dan tidak dijelaskan secara gamblang dalam nash Al-Qur’an, seperti pembayaran digital, jual beli online dimana penjual pembeli tidak bertemu secara langsung, dan isu-isu terkini lainnya.
Sebagai pusat dakwah, wapres mengharapkan pesantren mencetak da’i-da’i yang santun dan menyebarkan kedamaian, menciptakan perbaikan, bukan yang menyebarkan kebencian, karena hal ini bertentangan dengan syariah.
“Syariah itu bangunannya, asasnya itu dibangun di atas hikmah-hikmah dan kemaslahatan hambanya. Syariat itu seluruhnya adil semuanya rahmat, semuanya maslahat, semuanya hikmah,” ungkap Ma'ruf Amin.
“Mana-mana sesuatu yang keluar dari keadilan pada ketidakadilan kepada penyimpangan, dan dari rahmat kepada selain rahmat, dari kasih sayang kepada kebencian dan permusuhan, dari maslahat kepada mafsada, kerusakan, dan dari hikmah kepada main-main itu bukan dari syariah. Kalau yang seperti itu bukan syariah,” tambahnya.
Selain itu, wapres berharap pesantren menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat, baik di sektor keuangan maupun di sektor rill yang sesuai dengan prinsip-prinsip pesantren, atau syariah.
“Muamalah yang tidak syariah itu sama dengan tidak ada. Kalau syariah bilang tidak ada, seperti juga tidak ada secara fisik, walaupun fisiknya ada, dianggap tidak ada,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, wapres menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada Pemerintah Provinsi dan masyarakat Jatim, atas kinerja mereka mengembangkan praktek-praktek ekonomi yang dikembangkan di pesantren ini dan juga untuk Jatim.
Advertisement