Wapres Minta Pelayanan Publik Banyuwangi Diadopsi Daerah Lain
Pelayanan publik dan program pemberdayaan yang dilakukan Pemkab Banyuwangi mendapatkan apresiasi dari Wakil Presiden (Wapres) RI KH. Ma’ruf Amin.
Orang nomor dua di Indonesia ini meminta kabupaten dan kota di Indonesia meniru model pelayanan publik dan program-program pemberdayaan yang telah dilakukan Banyuwangi.
Di Banyuwangi, Wapres Ma’ruf Amin mengunjungi tiga tempat yakni Mal Pelayanan Publik, Lounge Pelayanan Publik dan Rumah kreatif. Wapres didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
“Saya lihat ada Mal Pelayanan publik. Banyuwangi merupakan yang pertama di Indonesia. Karena menurut laporan sudah ada 45 Mal Pelayanan Publik ini dan di Jawa Timur sudah ada 14 Kabupaten,” jelas Wapres usai meninjau Mal Pelayanan Publik Banyuwangi, Kamis, 21 Oktober 2021.
Menurutnya, keberadaan Mal Pelayanan Publik ini dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menjadi bagian dari reformasi birokrasi Indonesia. Dengan adanya Mal Pelayana Publik, layanan publik tidak berdiri sendiri, tepat sasaran dan murah. Pelayanan yang seperti ini, menurutnya merupakan tuntutan layanan masyarakat.
Dia menambahkan, ternyata Banyuwangi sudah menjadi pioner dalam hal ini. Bahkan laporan yang diterimanya, di Banyuwangi sudah ada juga Pasar Pelayanan Publik di pasar dan dan juga kampung nelayan. Sehigga masyarakat dalam mengurus segala persoalan tidak harus datang ke pusat kota.
“Ini mempercepat, memperpendek, mempermudah dan menghindarkan adanya pungutan liar. di dalam ini kan banyak pungutan liar kalau jalannya panjang, kalau diperpendek jadi lebih efisien,” tegasnya.
Wapres juga memuji langkah pemberdayaan yang dilakukan Pemkab Banyuwangi. Banyak sekali program pemberdayaan yang telah dilakukan Banyuwangi. Sehingga dirinya tidak hafal nama-nama programnya.
Salah satunya, menurut Wapres adalah pemberdayaan kalangan Disabilitas dan mantan pekerja Migran Indonesia. Mereka mendapatkan berbagai macam pelatihan sehingga bisa lebih berdaya secara ekonomi.
Saat berkunjung ke Rumah Kreatif, Wapres sempat berdialog dengan penyandang disabilitas yang sedang mengikuti pelatihan tentang kopi. Wapres juga berbincang dengan mantan Pekerja Migran Indonesia yang saat ini sudah beralih menjadi pengusaha UMKM.
Dalam dialog dengan mantan pekerja migran, Wapres sempat menanyakan apakah yang bersangkutan ingin kembali menjadi pekerja migran atau tidak. Dengan tegas mantan pekerja migran itu menyatakan tidak ingin kembali ke perantauan lagi.
Karena mindset mereka sudah berubah saat mereka merasa sudah memiliki masa depan di kampungnya sendiri. Dengan adanya pemberdayaan pekerja migran ini, Indonesia tidak lagi menghadapi problem terkait buruh migran.
“Ini suatu langkah yang menurut saya sangat baik. Kita harapkan seluruh Indonesia, semua Kabupaten, Kota punya model mal pelayanan publik, punya lounge pelayanan publik bahkan pasar pelayanan publik dan juga pusat-pusat pelatihan pemberdayaan masyarakat dengan berbagai programnya,” tegasnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berterima kasih pada Wapres dan Gubernur Jawa Timur. Arahan yang disampaikan akan memotivasi dirinya untuk terus berbenah.
“Tentu kami masih banyak kekurangan, tetapi tadi Bapak Wapres dan Ibu Gubernur memberikan arahan, insight-insight untuk perbaikan ke depan,” ungkap Ipuk.