Wapres Minta Baznas Perbanyak Beasiswa Khusus Guru di Papua
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin selaku Ketua Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) menaruh perhatian terhadap upaya mewujudkan sumber daya manusia unggul di tanah Papua, khususnya melalui program Papua Cerdas. Untuk itu, saat menyerahkan Beasiswa Cendekia Baznas untuk para guru Papua, Wapres meminta agar beasiswa ini terus diperbanyak penerimanya.
Demikian dituturkan Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi, seusai mendampingi Wapres menerima audiensi pimpinan Baznas dan menyerahkan Beasiswa Cendekia Baznas kepada para mahasiswa calon guru dari Universitas Cenderawasih Papua, IAIN Fattahul Muluk Papua, dan IAIN Sorong di Ruang Magnolia 1, Lantai 2, Aston Sorong Hotel & Conference Center, Sorong, Papua Barat Daya, yang disiarkan Kamis 6 Juni 2024.
“Harapan Bapak Wakil Presiden kepada Baznas agar beasiswa yang seperti ini ditingkatkan. Ditingkatkan bahkan tidak hanya di tiga universitas ini tapi juga di universitas-universitas yang lain,” ujar Masduki.
Menurut Jubir, wapres beralasan bahwa saat ini masih terjadi kesenjangan mutu pendidikan di Papua yang salah satunya disebabkan oleh kurangnya jumlah guru. Sehingga, kehadiran beasiswa khusus guru dan para calon guru tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan tidak hanya kualitas tetapi juga kuantitas guru.
“Karena memang kita kalau berbicara mengenai kesenjangan mutu pendidikan saya kira Indonesia Timur ini sangat-sangat tertinggal dan butuh afirmasi yang luar biasa,” tegasnya.
Dengan adanya beasiswa ini, tutur Jubir, Wapres menginginkan para guru menjadi lebih terdidik dan lebih fokus pada pekerjaannya dalam mencerdaskan para siswa.
“Bapak wapres tadi menyinggung mengenai pentingnya pembangunan SDM di Indonesia. Kalau kita bicara pendidikan ya bagaimana meningkatkan mutu SDM itu maka guru, dosen, merupakan kunci utama,” ujarnya.
Terutama, lanjut Jubir, dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, di mana salah satu unsur terpentingnya adalah sumber daya manusia unggul.
“Jadi kalau kita berbicara mengenai Indonesia Emas 2045, kita hanya akan [dianggap] ngomong saja atau kata anak muda ‘omdo’, kalau kita tidak berbicara mengenai kualitas pendidikan, kalau kita tidak bicara mutu pendidikan, dan kuncinya adalah dosen (guru),” tandasnya.
Lebih jauh, pada kesempatan yang sama, Pimpinan Baznas Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan menyampaikan bahwa pemberian Beasiswa Cendekia Baznas kepada para guru dan calon guru di Papua merupakan salah satu arahan Wapres.
“Menindaklanjuti dari penugasan Bapak Wakil Presiden pada kunjungan kerja pada September 2023 yang lalu, maka Baznas langsung menindaklanjuti dengan melakukan kemitraan dengan tiga universitas dengan memberikan beasiswa calon guru,” ungkapnya.
Menurut Saidah, pemberian beasiswa ini menjadi program khusus yang didedikasikan untuk para guru di Papua.
“Kenapa guru? Karena di Papua memang ada kesenjangan yang perlu diakselerasi dan diafirmasi. Dan kesenjangan antara suplai dan demand guru ini kami jawab dengan bermitra dengan tiga universitas yang baru tahap awal,” paparnya.
Adapun kerja sama dengan ketiga universitas tersebut, kata Saidah, berfokus pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
“Jadi kami akan konsentrasi pada penyiapan guru di tingkat dasar. Ada harapan yang besar bahwa terutama dari kami Baznas dan juga mitra-mitra universitas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Saidah menyampaikan bahwa Baznas terus berkomitmen untuk menyiapkan para calon guru agar benar-benar terserap ke sekolah-sekolah. Bahkan, melalui kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, Baznas akan mendorong para alumni beasiswa ini dapat diterima sebagai guru ASN atau P3K.
“Karena kalau sudah kita didik selama empat tahun kemudian mereka tidak di-absorb (diserap), maka problem kekurangan guru juga tidak akan bisa terjawab. Jadi ini harapan dari kami,” tutur Saidah.
“Semoga kolaborasi ini bisa kami lanjutkan sebagaimana penugasan dari Bapak Wakil Presiden dan juga untuk melanjutkan cita-cita menuju penyiapan SDM di Indonesia Emas 2045,” ujarnya berharap.
Advertisement