Wapres Ma'ruf: Kekuatan Negara Adikuasa Akan Menemui Titik Akhir
Dalam rangkaian kunjungan kerja di Surabaya, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, memberi kuliah umum di hadapan Taruna Akademi Angkatan Laut, Senin 6 Februari 2023.
Wapres membuka kuliah umum ini dengan mengutip ucapan Dennis Gabor, seorang Ahli Fisika peraih Nobel pada tahun 1971: “Masa depan tidak dapat diprediksi, namun masa depan dapat diciptakan”.
Berbicara tentang masa depan, tentu kita berbicara tentang ketidakpastian. Tidak ada satu pun ahli yang dapat memastikan seperti apa masa depan bumi dan umat manusia di masa depan, kata Wapres.
Sungguh pun demikian, para ilmuwan dan pakar membuat prediksi-prediksi tentang bagaimana gambaran kehidupan masa depan bangsa-bangsa kelak.
Ramalan tersebut
Pertama, kekuatan super negara adikuasa akan menemui titik akhir. Beberapa negara muncul sebagai kekuatan baru yang memiliki aspirasi untuk menggantikan dominasi, meskipun mengubah posisi digdaya tidak dapat dengan mudah dilakukan.
Kedua, korporasi disebut akan memimpin kemajuan peradaban masa depan. Lingkungan politik dan ekonomi dunia saat ini menampilkan fenomena tentang kekuatan dahsyat korporasi, bahkan mampu melebihi kekuatan negara/pemerintah.
Ketiga, perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan dikatakan akan memunculkan transformasi bersejarah dalam kehidupan manusia, yang tidak bisa kita bayangkan secara utuh sekarang.
"Berbagai ramalan masa depan tersebut memberikan kita satu pesan penting: bahwa masa depan bangsa memang semestinya kita rancang dan persiapkan secara matang sejak sekarang. Kita sendiri yang memilih masa depan seperti apa yang ingin kita ciptakan, untuk kemudian kita rumuskan dalam kebijakan dan langkah yang tepat, baik di dalam negeri maupun dalam hubungan dengan bangsa-bangsa lain," kata Wapres.
Terkait hal itu, pemerintah telah menetapkan Visi Indonesia Emas 2045, yang akan perjuangkan sehingga menjadi realitas masa depan bangsa. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, pemerintah bertekad menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, yang menjadi basis bagi visi Indonesia Emas 2045.
"Visi Poros Maritim Dunia merupakan suatu visi geopolitik sebagai penegasan manifestasi tujuan nasional, sekaligus momentum dalam menerapkan strategi pembangunan nasional yang berbasis kemaritiman. Dalam 20 tahun ke depan, kita ingin mewujudkan perubahan cara pandang menuju cara pandang maritim," ujar Wapres.
Menurut Wapres saat ini, transformasi besar dunia antara lain ditandai oleh kebangkitan negara-negara Asia. Pusat gravitasi geo-ekonomi dan geo-politik dunia sedang bergeser dari Poros Atlantik ke Poros Asia-Pasifik. Salah satu penelitian menyebut kawasan Asia akan menghasilkan 50% dari total GDP dunia, serta 40% konsumsi global pada 2040.
Dalam konteks ini, laut menjadi salah satu faktor penentu bagi masa depan Indonesia. Jalur laut Indonesia yang menghubungkan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, vital bagi lalu lintas perdagangan dunia.
Oleh sebab itu, visi dan tekad Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia merupakan sebuah keniscayaan, dan mesti diwujudkan dalam bingkai kerja sama regional dan internasional demi kemakmuran bersama.
Namun tantangan yang dihadapi tidak ringan. Perang antara Rusia dan Ukrainia masih berlangsung yang mempengaruhi stabilitas perekonomian internasional dan regional, terutama aliran sumber energi dan pangan ke berbagai negara. Demikian pula, sengketa Laut China Selatan terus membayangi kedaulatan dan keamanan perairan Indonesia.
Di lain pihak, dihadapkan dengan tantangan untuk mewujudkan tata kelola kemaritiman secara inklusif dan berkelanjutan, mengingat laut sangat esensial bagi bangsa. Laut adalah sumber kehidupan. Laut menyediakan pangan, mengatur iklim dan menghasilkan oksigen. Laut juga menjadi fondasi bagi perekonomian negara.
Di sinilah, pentingnya 7 Pilar Kebijakan Kelautan Indonesia, yang antara lain mencakup pilar pertahanan dan keamanan kelautan, dalam rangka memperkuat agenda kemaritiman kita demi mewujudkan Jalesveva Jayamahe.
Wapres mengingatkan mencintai tanah air adalah bagian dari keimanan, hubbul wathon minal iman. Untuk menunjukkan kecintaan kepada bangsa dan negara dalam berbagai bentuk, antara lain dengan kerja nyata dalam mempersiapkan masa depan bangsa yang gemilang.
Keberhasilan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 menuntut kesiapan dan kontribusi dari seluruh sektor, termasuk kesiapan militer kita. Berbicara tentang militer masa depan, maka tidak dapat dilepaskan dari diskusi tentang teknologi dan kecerdasan buatan. "Saya harap semakin banyak prajurit kita yang menguasai bidang ini.
TNI AL menjadi perangkat negara yang sangat vital dalam merealisasikan agenda kelautan negara, yang menyentuh secara langsung isu kedaulatan dan yurisdiksi," lanjut Wapres.
Wapres menyebut sumber daya kelautan adalah kekuatan ekonomi Indonesia saat ini dan ke depan, yang wajib dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, inklusif dan berkelanjutan, berdasarkan ilmu pengetahuan.
Para Taruna dan Taruni AL adalah calon-calon pemimpin yang turut menentukan masa depan bangsa kita. Oleh sebab itu, perkuat dedikasi, loyalitas, dan kinerja untuk menyangga peran dan fungsi TNI AL.
"Jagalah selalu sikap rendah hati, tawadhu, dan dekat dengan rakyat. Ke-tawadhu-an ini mesti tercermin dalam setiap tugas maupun sikap hidup, antara lain diwujudkan dalam gaya hidup sederhana. Sikap tawadhu merupakan perwujudan keimanan," ujar wapres.
Kuliah umum Wapres ini juga dihadiri Panglima TNI, Yudo Margono, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali.
Advertisement