Wapres Ajak Ekonom Islam Bantu Pulihkan Ekonomi Era New Normal
Wapres KH Ma'ruf Amin mengungkapkan, Corona Virus Disease 2019, berdampak cukup serius pada sektor ekonomi di samping sektor kesehatan.
Untuk memulihkan sektor ekonomi dari keterpurukan itu, seluruh elemen bangsa baik pemerintah maupun organisasi profesi harus meningkatkan aksi nyata, tidak hanya retorika.
"Mari kita tingkatkan kegiatan-kegiatan kita terutama IAEI. Memang kita hendaknya tidak hanya melakukan pertemuan-pertemuan, diskusi-diskusi, tetapi juga melakukan langkah-langkah, aksi-aksi nyata. Mari ikut berpartisipasi dalam menanggulangi apa yang dialami oleh bangsa ini, yaitu akibat pandemi Covid-19,” katanya pada acara Silaturahmi Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) melalui video confrence, di kediaman Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu 19 Juni 2020.
Wapres menyampaikan, akibat pandemi Covid-19, banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga muncul kelompok miskin baru. Oleh karena itu, fokus penanganan Covid-19 saat ini tidak hanya pada sisi kesehatan, tetapi juga pada penanggulangan dampak ekonomi.
"Juga di bidang ekonomi, kita sudah melakukan pemulihan-pemulihan ekonomi nasional, tentu kita harus mengambil peran terutama yaitu menjaga supaya menghidupkan ekonomi-ekonomi kecil, usaha mikro kecil. Mereka yang paling terdampak oleh Covid. Mereka justru paling banyak menampung tenaga kerja, persentasenya jauh lebih besar,” ujar Wapres.
Wapres berharap IAEI ke depan turut mendorong bangkitnya keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia.
Di samping ekonomi dan keuangan syariah, masih banyak yang harus diselamatkan, antara lain bank-bank syariah, BPR Syariah, BMT (Baitul Maal wa Tamwil/Balai Usaha Mandiri Terpadu) yang menjadi korban dampak daripada Covid-19.
"Mereka ini harus dibangkitkan kembali, dipulihkan kembali. Dalam upaya penyelamatan ini peran IAEI sangat dibutuhkan," katanya.
Sementara, Ketua Umum IAEI, Sri Mulyani Indrawati memaparkan, bagaimana pandemi Covid-19 telah berpengaruh besar pada sektor ekonomi dan keuangan.
“Wabah Covid-19 telah menimbulkan gejolak di bidang pasar uang dan ekonomi yang serba tidak pasti. Ancaman Covid telah terlihat sangat nyata. Pada kuartal I, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pelemahan menjadi 2.97 persen. Memang masih positif, namun lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi yang biasanya di atas 5 persen,” kata Sri Mulyani.
Ia menjelaskan, bahwa pada kuartal kedua sejalan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berjalan lebih luas, pemerintah juga menjaga agar pandemi ini tidak menimbulkan masalah baru, yaitu krisis keuangan. Salah satunya krisis pada sektor ekonomi dan keuangan syariah.
Sri Mulyani pun meminta IAEI sebagai organisasi akademisi dan praktisi ekonomi dan keuangan syariah, turut berperan aktif pulihkan ekonomi terdampak Covid-19.
“Ekonomi dan keuangan syariah juga mengalami dampak yang tidak ringan. Oleh karena itu saya meminta kepada seluruh jajaran dan anggota IAEI untuk turut berkontribusi mengatasi dampak pandemi Covid-19 kepada seluruh lapisan masyarakat,” katanya
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan, kondisi perekonomian di Tanah Air yang saat ini lebih berat dibanding krisis tahun 1998.
Ketika krisis ekonomi tahun 1998, yang terdampak adalah sektor perbankan dan konglomerat besar. Namun, saat ini seluruh sektor dan kelas ekonomi turut terdampak oleh Corona.
Advertisement