Wapres KH Maruf Amin Minta Ciptakan Vaksin Penangkal Serangan Siber
Keamanan siber menjadi salah satu pilar utama dalam pengembangan ekonomi digital nasional sehingga serangan siber yang belakangan ini terjadi menjadi perhatian khusus Pemerintah.
Ancaman digital yang menyasar data nasional dan pribadi masyarakat membutuhkan penanganan intensif berupa langkah-langkah progresif oleh negara melalui kolaborasi Polri dengan lembaga lainnya.
“Upayakan langkah-langkah inovatif dan komprehensif yang dapat menjadi ”vaksin” bagi semua serangan siber. Hilangkan sekat-sekat birokrasi yang kaku, karena kita semua bekerja dalam kerangka NKRI,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin saat menghadiri secara virtual Seminar Peserta Didik Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (SESPIMTI) POLRI Pendidikan Reguler (DIKREG) Ke-33 Tahun 2024, Kamis 8 Agustus 2024.
Dalam pidato kuncinya tersebut, ia juga menekankan pentingnya untuk cepat tanggap dalam menghadapi aduan masyarakat. Sikap ini harus dipedomani oleh anggota Polri di seluruh tingkatan.
“Tingkatkan kemampuan SDM aparatur di bidang siber agar lebih responsif dan tanggap atas laporan masyarakat. Latih personil Polri dari tingkat Mabes sampai ke tingkat Polsek dengan melibatkan unsur-unsur terkait,” tambahnya.
Wapres mengingatkan, sebagai institusi yang menjalankan fungsi pengamanan dan pengaturan masyarakat agar tercipta situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban, Polri harus dapat menerima masukan masyarakat yang dilayaninya. Hal ini semata untuk terus meningkatkan kinerja dan kepercayaan publik terhadap Polri.
“Dengarkan saran kritik masyarakat dan tindak lanjuti secara nyata sesuai dengan prosedur yang ada. Aspirasi masyarakat merupakan dorongan untuk memberikan pelayanan keamanan dan ketertiban yang lebih baik lagi di masa mendatang,” tuturnya.
Mengakhiri pidatonya, KH Maruf berharap agar seminar ini dapat merumuskan sejumlah terobosan pemikiran yang segera diaplikasikan secara menyeluruh dalam peningkatan keamanan siber di Indonesia.
“Semoga seminar ini menghasilkan rekomendasi kebijakan dan langkah-langkah strategis dalam penanganan kejahatan siber, mulai dari fase preemtif, preventif, hingga penindakan,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Sespim Lemdiklat Polri Chryshnanda Dwilaksana menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga dalam menjawab berbagai tantangan di era digital. Ia menyebut, bangsa Indonesia juga masih menghadapi kerawanan siber akibat penggunaan aplikasi dari luar.
“Pada era digital saat ini permasalahan akan semakin berkembang, oleh karena itu harus ada ketentuan dalam dunia virtual. Kita semua paham, kita masih menggunakan sistem aplikasi yang belum berdaulat dan penuh kerawanan. Oleh karena itu, sinergitas para pemangku kepentingan sangat penting,” jelasnya.
Lebih lanjut, Chryshnanda menuturkan bahwa SDM adalah aset utama bangsa yang pada era digital saat ini diharapkan piawai dalam Network IoT (Internet of Things). Melalui kegiatan ini, peserta rapat juga diharapkan mampu memahami dan membangun sebuah sistem mutakhir yang dapat diandalkan dalam pelayanan masyarakat yang berbasis data.
“Seminar ini memotivasi kita berpikir proaktif, problem solving dan visioner, bagaimana menyiapkan polisi yang menghasilkan algoritma berupa infografis, info statistik dan info virtual yang bisa berperan sebagai prediksi, antisipasi, dan solusi. Ini akan dikembangkan dalam index keamanan dan keselamatan. Algoritma ini bisa diakses real time, on time, dan anytime,” tuturnya.
Sebagai informasi, seminar dengan judul “Kolaborasi Penanggulangan Serangan Siber” ini mendatangkan para narasumber praktisi dan pakar siber Indonesia, yaitu I Nyoman Adhiarna, Mayjen TNI Dominingus Pakel, Prof. Yudho Giri Sucahyo, dan Tegug Aprianto.
Advertisement