Indonesia Kampanyekan Perdamaian dengan Islam Moderat
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan Indonesia sudah lama mengawal dan menyebarluaskan konsep Islam Wasathiyah (moderat). Tidak hanya pada lingkup nasional tapi juga kancah internasional.
Untuk itu, sebagai organisasi Islam non-pemerintah terbesar di dunia, Rabitah Al-Alam Al-Islami diharapkan mampu mainkan peran dalam menyatukan umat Islam di seluruh dunia sehingga menjadi kekuatan yang dapat membawa kedamaian di dunia sebagai wujud Islam Wasatiyah.
"Kami berharap Rabitah Al-Alam Al-Islami lebih besar lagi di dalam mempersatukan seluruh negara-negara yang muslim supaya kita bersatu. Sehingga kita bisa memberikan peran yang lebih besar lagi di dalam mengawal kerukunan di dunia," ujar Ma'ruf Amin ketika menerima Sekretaris Jenderal Rabitah Al-Alam Al-Islami (World Muslim League) Syekh Mohammed Abdulkarim Al-Essa di Kantor Wapres, Jumat 28 Februari 2020 malam.
Untuk mendukung perdamaian tersebut, Ma'ruf Amin menyampaikan bahwa Indonesia berencana mengadakan forum antar tokoh agama dari seluruh dunia, baik tokoh-tokoh Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha maupun Yahudi, untuk membangun semangat kerukunan di antara sesama pemeluk agama.
Dari pertemuan ini diharapakan dapat tercipta dunia yang damai, saling menghormati, saling mencintai, dan saling menolong. Rabitah Al-Alam Al-Islami diharapkan semakin mempererat dan memperbaiki kerukunan di antara bangsa dan agama.
Sebelumnya, Syekh Mohammed mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia yang telah melakukan dan mempraktekkan konsep Islam moderat. Sehingga Indonesia mempunyai kedudukan yang baik, tidak hanya di dunia Islam tapi juga di dunia internasional.
“Moderasi yang dilakukan Indonesia menginspirasi untuk yang lainnya, dan kami mengharapkan semua menjadi pahala untuk semua yang mengemban tugas di Indonesia," tutur Syekh Mohammed.
Menurut Syekh Mohammed, ada sekolompok orang yang ingin menghancurkan citra Islam dengan memberikan pemahaman yang bertolak belakang. Sehingga menimbulkan Islamphobia. Namun dia juga mengakui, ada kesalahan-kesalahan yang memang dilakukan umat Islam sendiri.
"Agar kesalah pahaman dalam Islam tidak terjadi, pendidikan dan kelurga menjadi kunci utama. Sehingga dari keluarga akan terdidik anak-anak yang memahami konsep Islam dengan baik dan benar," ujar dia.